Gempa Mamasa membuat warga memilih tenda darurat

id tenda

Gempa Mamasa membuat warga memilih tenda darurat

Arsip Foto, Seorang pengungsi korban gempa dan pencairan tanah berada di tenda terpal pengungsian di Kelurahan Petobo, Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (26/10/2018). Masa tanggap darurat bencana tahap kedua di Palu, Sigi dan Donggala sudah berakhir pada 26 Oktober 2018 namun pengungsi yang tinggal di tenda yang tidak layak huni masih cukup banyak. Tanggap darurat akan dilanjutkan dengan tahap rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana setelah melalui masa transisi selama 60 hari, 26 Oktober sampai 25 Desember 2018. ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah/foc.

Mamuju,  (Antaranews Sulteng)- Gempa di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, membuat sejumlah warga wilayah tersebut memilih berada di tenda darurat karena takut bangunan roboh ketika guncangan gempa terasa keras. 

Pemantauan di Mamasa, Selasa, sejumlah warga memilih meninggalkan rumahnya dan mendirikan tenda darurat di ruang terbuka setelah gempa bumi terus mengguncang daerah itu sejak 3 November 2018.

Sejumlah warga memilih mendirikan tenda darurat karena khawatir tertimpa bangunan ketika guncangan gempa semakin keras. 

Bupati Mamasa Ramlan Badawi telah meminta warganya untuk tenang dan tetap waspada serta berharap agar masyarakat tidak terpengaruh berita hoaks yang tidak bertanggung jawab dan menunggu imbauan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). 

Gempa di Mamasa tercatat sudah terjadi 67 kali sejak tiga hari terakhir dan gempa bumi terbesar terjadi pada Senin malam tanggal 6 November 2018 dini hari pukul 01:35:53 WITA.

Gempa itu berkekuatan 5.5 Magnitudo berada pada kedalaman 10 kilometer berlokasi 12 km Tenggara Kota Mamasa pada 2.93 Lintang Selatan-119.44 Bujur Timur.

Gempa tersebut dirasakan di Kota Mamuju ibukota Provinsi Sulbaar dengan getaran sebanyak dua kali dan membuat sejumlah warga panik

"Getaran gempa mengakibatkan masyarakat di Kota Mamuju terbangun dari tidurnya karena getaran gempa cukup keras. Warga berlari mencari ruang terbuka menghindari bangunan tinggi," kata Endang, salah seorang warga Kota Mamuju. 

Baca juga: Kabupaten Mamasa telah diguncang 67 kali gempa