Menag: kedepankan rahmat dalam memahami kemajemukan

id menag

Menag: kedepankan rahmat dalam memahami kemajemukan

Menag, Lukman Hakim Saifuddin (Foto Antara/dok)

Saya tentu belajar dari para guru-guru saya, guru-guru kita juga pada dasarnya, para orang tua kita juga yang selalu menekankan bahwa dalam melihat keragaman, dalam melihat kemajemukan perbedaan-perbedaan yang ada marilah lebih mengedepankan rahmat

Jakarta,  (Antaranews Sulteng) - Menteri Agama (Menag), Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, semua lapisan masyarakat harus mengedepankan rahmat dalam melihat dan memahami kemajemukan yang merupakan anugerah Tuhan yang harus dijaga dan dipelihara. 

"Saya tentu belajar dari para guru-guru saya, guru-guru kita juga pada dasarnya, para orang tua kita juga yang selalu menekankan bahwa dalam melihat keragaman, dalam melihat kemajemukan perbedaan-perbedaan yang ada marilah lebih mengedepankan rahmat," katanya dalam sambutan di acara dialog kebangsaan di Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam), Jakarta, Jumat. 

Dialog kebangsaan dengan tema "Dengan Semangat Ukhuwah Islamiyah Kita Jaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa" itu dihadiri antara lain Menteri Koordinator Bidang Polhukam Wiranto, Menteri Agama, perwakilan dari Kementerian Dalam Negeri, pimpinan organisasi masyarakat Islam dan tokoh Islam.

Pertemuan tersebut merupakan upaya dalam mempertemukan pandangan-pandangan, cara pikir dan pemahaman terkait dengan persoalan-persoalan bangsa yang dihadapi bersama. 

Menag mengatakan, Indonesia merupakan negara agamais di mana nilai-nilai agama telah menyatu dalam kehidupan sehari-hari, kehidupan kemasyarakatan serta kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Menurut hemat saya, Indonesia adalah negara yang sudah lama dikenal sebagai negara bahkan bangsa yang sangat agamais, banyak kalangan dunia luar, para pengamat, tokoh akademisi dan banyak kalangan yang melihat kita sebagai bangsa yang sangat religius, sangat agamais karena kita tidak bisa dipisahkan dalam menjalani kehidupan keseharian dengan nilai-nilai agama," ujarnya. 

Menag menyatakan, bagi Indonesia, kemajemukan bukan merupakan "barang" baru, untuk itu seluruh masyarakat harus hidup damai dan menghargai keragaman yang ada sehingga persatuan dan kesatuan tetap terpelihara. 

"Keragaman, kemajemukan itu bukan barang baru bagi kita sesungguhnya. Kita hidup di tengah-tengah kemajemukan itu, dari sisi tradisi keilmuan kita, apalagi dalam konteks Indonesia karena memang sangat majemuk, sangat beragam suku budaya bahasa dan seterusnya. Jadi, alhasil sebagai bangsa Indoneisa yang agamais sesungguhnya kemajemukan, keragaman, heterogenitas itu bukan barang yang asing bagi kita,  kita sudah terbiasa," ujarnya. 

Namun, dia mengatakan di era globalisasi ini, hidup semakin kompleks, tekanan, beban dan kompetisi hidup semakin besar, keras dan tajam. Lebih dari itu, tempat di mana manusia tinggal itu juga menyusut karena perubahan iklim dan ulah tangan manusia itu sendiri, sementara jumlah manusia dari waktu ke waktu terus bertambah.

Belum lagi dihadapkan pada variabel-variabel lain yang juga tidak kalah penting yaitu antara lain persoalan politik, ekonomi, hukum maupun sosial budaya, maka hidup juga semakin kompleks saat ini. 

"Hanya melihat dua variabel ini saja, tempat di mana manusia tinggal mengecil sementara jumlah manusia membesar ini saja sudah menimbulkan kompetisi hidup yang semakin kompleks. Nah, karena adanya agama menjadi semakin penting, semakin relevan untuk bagaimana kehidupan ini di tengah-tengah kompleksitasnya itu harus kemudian kita umat manusia tetap mampu berpijak di dalam sesuai dengan nilai-nilai agama, nilai-nilai Islam. Tentu bagi kita umat Islam yang mana mayoritas di Negara Republik Indonesia yang tercinta ini," ujarnya.  

Untuk itu, nilai-nilai agama menjadi pegangan masyarakat untuk tetap mampu berpijak memelihara keragaman di tengah kompleksitas kehidupan di era globalisasi.

Pandangan dan nilai-nilai keagamaan harus mampu menjadi pedoman dalam menyikapi dan menyelesaikan berbagai persoalan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara terutama yang terkait keragaman.