BPBD Banggai evaluasi kesiapan hadapi bencana

id bpbd,banggai,bencana

BPBD Banggai evaluasi kesiapan hadapi bencana

Kepala BPBD Kabupaten Banggai Rensly Saadjad (Antaranews/Steven Pontoh)

jika terjadi bencana di daerah ini, semua pihak telah siap
Luwuk, (Antaranews Sulteng) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah mengevaluasi secara menyeluruh kesiapan daerah dalam menghadapi bencana alam.

Kepala BPBD Kabupaten Banggai Rensly Saadjad di Luwuk, Rabu, mengatakan evaluasi dilakukan setelah pihaknya ikut membantu penanganan pascabencana di Kota Palu, Kabupaten Donggala, dan Sigi.

"Sehingga nantinya, jika terjadi bencana di daerah ini, semua pihak telah siap, termasuk masyarakat," katanya.

Evaluasi juga dilakukan untuk sejumlah alat kesiapsiagaan bencana dan perlengkapannya.

Ia mengatakan secara nasional atau sejak beberapa tahun lalu, BPBD se-Indonesia fokus pada mitigasi bencana atau pengurangan risiko bencana.

"Yang kita lakukan selama ini masih seputar sosialisasi ke masyarakat dan pembangunan infrastruktur untuk pencegahan," kata Rensly.

Untuk sosialisasi, pihaknya juga telah melakukan pelatihan kepada sejumlah perwakilan masyarakat dalam menghadapi bencana alam.

Selama ini BPBD masih terfokus pada kesigapan warga menghadapi banjir dan longsor.

Baca juga: Wali Kota Palu perintahkan pembersihan puing-puing bangunan

Hingga saat ini, kata dia, ada lima desa yang telah membentuk relawan destana atau desa tanggap bencana. Mereka terdiri atas relawan dan kelompok kerja yang menjadi binaan BPBD Banggai.

Rensly mengakui saat ini belum begitu baik perkembangannya, namun kelompok yang sudah dibentuk, akan terus dibekali dengan pelatihan terkait dengan kebencanaan dan infrastruktur, seperti jalur evakuasi.

Desa tanggap bencana tersebut, kata dia, di Desa Minang Andala yang sering banjir, Desa Sentral Sari, Kamiwangi, Ondo-Ondolu, dan Kampangar yang sering terjadi longsor.

"Untuk Kampangar memang kita buat, karena ada destinasi wisata di sana," ujarnya.

Ia mengharapkan adanya sosialisasi dan infrastruktur kebencanaan, masyarakat mengetahui ke mana harus mencari tempat aman ketika terjadi banjir atau bencana lainnya.

Infrastruktur kebencanaan, katanya, memang belum tersedia di semua titik rawan bencana, tetapi beberapa titik, seperti di Kelurahan Tanjung Tuwis dan Kota Luwuk sudah ada jalur evakuasi ketika terjadi bencana.

Baca juga: Santunan ahli waris korban bencana Sulteng masih diverifikasi

"Ada pula di beberapa titik jalur longsor, akan tetapi belum mencakup keseluruhan," kata dia.

Rensly mengatakan sosialisasi kebencanaan terus digalakkan agar masyarakat setempat memiliki pengetahuan dalam menghadapi bencana alam.

Saat ini, BPBD Banggai terus berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan terkait dengan pemetaan wilayah-wilayah rawan bencana.

Pihaknya juga sedang membuat strategi dan antisipasi menghadapi bencana alam karena hal itu merupakan menjadi tugas pokok lembaga itu.

"Kita belajar dari kasus Palu. Karena belum begitu memahami situasi, akhirnya kami buru-buru berangkat ke Palu untuk membantu. Ternyata setibanya di sana, perlengkapan belum siap. Listrik mati, padahal kami punya genset tapi tidak dibawa. Hal seperti ini yang ke depannya akan terus dibenahi," kata Rensly.