Distribusi logistik kepada pengungsi bencana dilakukan sekali untuk tiga hari

id Pemkot Palu, logistik,bantuna

Distribusi logistik kepada pengungsi bencana dilakukan sekali untuk tiga hari

Sejumlah pengungsi Kelurahan Petobo, Kota Palu antri menunggu pendistribusian logistik ditenda pengungsian mereka. (Antaranews Sulteng/Moh Ridwan)

Palu (Antaranews Sulteng) - Pemerintah Kota Palu, Sulawesi Tengah mengatur kembali distribusi logistik kepada para pengungsi korban bencana alam gempa bumi, tsunami dan likuifaksi di daerah itu.

"Distribusi logistik yang kami lakukan untuk setiap tenda pengungsian adalah satu kali stok untuk kebutuhan selama tiga hari ke depan," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Kota Palu Presly Tampubolon saat dihubungi di Palu, Rabu.

Pangan dan air bersih merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi pemerintah dalam memberikan jaminan hindup kepada korban bencana berdasarkan Undang-Undang nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulanagn Bencana.

Menurt dia, langkah diambil pemerintah saat ini dinilai cukup efektif, olehnya untuk memantau ketersediaan pasokan logistik dimasing-masing wilayah maka polanya, lurah dan organisasi perangkat daerah (OPD) ditugaskan mendampingi pendistribusian logistik agar meperhatikan skedul yang ada.

"Kami menghitung standar 0,3 sampai 0,4 kilogram per kapita per orang jatah beras, kemudian kebutuhan lainnya akan disesuaikan dengan permintaan dan ketersediaan stok yang ada," ungkap mantan Kepala Badan pemeberdayaan Masyarakat Kota Palu ini.

Meski begitu, katanya, pemerintah tidak menutup diri jika ada relawan yang langsung menyaurkan bantuan mereka depada korban bencana di tenda-tenda pengungsian.

"Bagi kami tidak menjadi soal jika ada bantuan dari pihak lain yang langsung mendistribusi, tentunya pemerintah sangat berterima kasih," tambahnya.

Baca juga: Logistik untuk korban bencana Palu cukup untuk seminggu

Ia menyebut, logistik yang menjadi kebutuhan mendesak bagi pengusngi yakni beras yang setiap harinya sudah  menjadi makanan pokok, selain itu makanan alternatif disediakan yakni mie instan dan makanan tambahan lainnya untuk mengantisipasi jika terjadi kekurangan stok.

Meski begitu, sajian logistik yang disalurkan kepada warga tentunya bervariasi, tujuannya agar tidak terjadi kejenuhan.

"Saya juga menugaskan petugas gudang cek kembali barang-barang yang ada minimal tiga hari sekali, agar ketersediaan stok tetap terkontrol," tuturnya.

Berdasarkan pemutakhiran data terbaru BPBD setempat 10 November 2018, tercatat hampir 45.000 warga palu masih bertahan di tenda pengungsian dibanding jumlah sebelumnya berdasarkan suber data yang sama yakni sekitar 87.000 orang.

Menurunya jumlah itu, seiring sebagian warga sudah mulai kembali ke rumah mereka masing-masing.