Pengungsi di Kulawi masih butuh bantuan

id kulawi

Pengungsi di Kulawi masih butuh bantuan

warga korban gempabumi di Kulawi dapat siraman rohani (Anas Masa)

Sigi,  (Antaranews Sulteng) - Pengungsi korban gempa bumi 7,4 SR di sejumlah desa di Kecamatan Kulawi dan Kulawi Selatan masih membutuhkan bantuan, terutama bahan makanan dan juga perlengkapan tidur seperti tikar dan selimut.

Yahya (60), seorang pengungsi di Desa Bolapapu, Kecamatan Sigi membenarkan warga yang mengungsi ke sejumlah titik maupun hanya tinggal di tenda-tenda di depan dan halaman rumah mereka masih sangat membutuhkan bantuan pangan, tikar dan selimut.

"Masalahnya, rumah kami banyak yang hancur, sementara bantuan dari pemerintah sudah tidak ada," lanjut dia.

Para korban kini tinggal berharap? ada pihak-pihak, termasuk para relawan dan dermawan bisa menyalurkan bantuan dimaksud.

Hal senada juga disampaikan Ryan, kroban gempa di Desa Marena, Kecamatan Kulawi Selatan.

Ia juga menyebutkan masih membutuhkan uluran tangan dari berbagai pihak yang memiliki kepedulian terhadap korban bencana alam.

Masih banyak warga yang tinggal di lokasi pengungsian karena memang rumah mereka sudah hancur diterjang bencana gempabumi.

Di lokasi pengungsian, warga hanya berharap bisa makan/minum dari bantuan yang diterimanya.

"Kami masih sangat butuh bantuan bahan makanan dan juga tikar serta selimut," kata dia.

Apalagi kalau hujan mengguyur wilayah tersebut, udara poada malam hari sangat dingin. Karena itu butuh selimut untuk menghangatkan badan.

Kecamatan Kulawi, Kulawi Selatan, merupakan dua wilayah di Kabupaten Sigi yang terdampak besar bencana alam gempa bumi.

Dua wilayah lainnya adalah Lindu dan Pipikoro.

Ada banyak rumah warga, sarana ibadah geraja dan masjid, sekolah dan perkantoran yang rusak diporak-porandakan oleh gempabumi.

Akibat bencana alam gempabumi, poros jalan dari dan ke Kulawi hingga kini belum normal betul. "Masih diberlakukan buka-tutup jalan di poros itu," kata dia.

Kebijakan buka-tutup jalan dilakukan karena kondisi badan jalan tidak memadai untuk dilewati kendaraan sekaligus bersamaan. Badan jalan yang ada sudah sempit akibat longsor.

Kalau tidak ada program buka-tutup, dikhawatirkan membahayakan arus lalulintas kendaraan barang maupun penumpang yang melintas.