Pfizer berikan Rp4,5 miliar korban Palu

id pfizer,palu

Pfizer berikan Rp4,5 miliar korban Palu

PT Pfizer Indonesia (ist)

Terkait bencana di Sulawesi Tengah, Pfizer terpanggil untuk melakukan sesuatu secara khusus pada perlindungan kesehatan anak serta pemulihan mental anak dan ibu

Jakarta,  (Antaranews Sulteng) - PT Pfizer Indonesia memberikan bantuan senilai Rp4,5 miliar untuk para korban terdampak gempa dan tsunami di Palu dan sebagian wilayah di Sulawesi Tenggara melalui mitra lokal.

"Terkait bencana di Sulawesi Tengah, Pfizer terpanggil untuk melakukan sesuatu secara khusus pada perlindungan kesehatan anak serta pemulihan mental anak dan ibu," kata Direktur Komunikasi dan Public Affairs PT Pfizer Indonesia Bambang Chriswanto dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu.

Dia berharap lebih banyak pihak yang tergerak untuk membantu pemulihan pascabencana di beberapa wilayah di Sulawesi Tengah itu.

Pfizer Indonesia menyampaikan apresiasi terhadap Pemerintah Indonesia yang cepat tanggap menghadapi bencana dan terus fokus memberikan pelayanan kesehatan di lokasi bencana dan para mitra kejar yang terus aktif bekerja untuk memberikan bantuan dan pelayanan yang dibutuhkan masyarakat  di lokasi bencana.

"Kami berharap makin banyak pihak dan donatur yang bantu pekerjaan mereka," ujar Bambang.

Dari total bantuan itu, PT Pfizer Indonesia mendonasikan total hibah tunai sebesar 300 ribu dolar AS atau sekitar Rp4,38 miliar untuk tiga lembaga swadaya masyarakat, yaitu Direct Relief, World Vision yang diwakili oleh mitra lokalnya di Indonesia, Wahana Visi Indonesia dan Yayasan Sayangi Tunas Cilik (Save the Children Indonesia).

Selain itu, karyawan Pfizer dari beberapa negara termasuk di Indonesia secara pribadi menyumbangkan secara total lebih dari 10 ribu dolar AS (Rp146 juta) untuk membantu anak-anak yang terkena dampak bencana tsunami dan gempa di Sulawesi Tengah.

Melalui donasi itu, Direct Relief bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia menerjunkan tim medis darurat untuk melayani masyarakat yang membutuhkan di Palu, Donggala, dan Sigi.

Tim medis tersebut berfokus untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak dan membangun kembali infrastruktur kesehatan yang rusak, sehingga masyarakat dapat memiliki akses lebih luas pada perawatan kesehatan.

Sementara, Wahana Visi Indonesia telah dan terus menyalurkan bantuan untuk kebutuhan dasar korban bencana di Sulawesi Tengah.

Hingga akhir Oktober 2018, organisasi itu telah menjangkau lebih dari 36 ribu orang dengan memberikan berbagai macam bantuan sejak fase awal, seperti distribusi paket makanan dan kebutuhan keluarga, membuka ruang dan kegiatan ramah anak, memasok air bersih, hingga mengadakan program pusat makanan bagi anak-anak.

Setelah fase awal itu, organisasi itu juga akan membantu untuk proses pemulihan dan rehabilitasi Palu dan sekitarnya seperti ambil bagian dalam penyediaan infrastruktur sekolah.

Sementara itu, Yayasan Sayangi Tunas Cilik bekerja sama dengan Kementerian Sosial dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dalam identifikasi dan reunifikasi anak-anak yang terpisah  menyediakan pendampingan psikologis dan pemulihan trauma bagi anak, membangun ruang ramah anak serta mendistribusikan perlengkapan sekolah dan barang-barang untuk keperluan ibu dan anak seperti selimut, pakaian dan kelambu.

"Kami membantu percepatan pemuliihan terhadap anak-anak yang terdampak bencana Palu dan sekitarnya," kata Ketua Fundraising Yayasan Sayangi Tunas Cilik Indonesia Maitra Widiantini.

Baik Wahana Visi Indonesia dan Yayasan Sayangi Tunas Cilik terus melakukan pemulihan trauma bagi para korban bencana terutama anak-anak.

"Kami berjejaring dengan pihak yang profesional untuk pendampingan dan pemulihan trauma," Direktur Komunikasi Wahana Visi Indonesia Priscilla Christin.

Kepala Subdit Kesehatan Usia Reproduksi, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dr. Lovely Daisy, MKM mengapresiasi para pihak yang berpartisipasi dalam rehabilitasi dan renovasi Palu dan sekitarnya pasca tsunami dan gempa.

Dia mengatakan Kementerian Kesehatan akan terus berupaya untuk pemulihan kesehatan dan pendampingan korban bencana di Sulawesi Tengah.

"Kegiatan penanggulangan bencana di Palu merupakan tanggung jawab bersama. Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri tanpa dukungan dari para mitra," ujarnya.