Harga minyak berbalik naik setelah jatuh sesi sebelumnya

id minyak

Harga minyak berbalik naik setelah jatuh sesi sebelumnya

Ilustrasi, Minyak naik (Foto Antara/dok) (Foto Antara/dok/)

New York,  (Antaranews Sulteng) - Harga minyak naik sekitar satu dolar AS per barel pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), berbalik dari tingkat terendah dalam beberapa bulan, setelah data pemerintah AS menunjukkan permintaan kuat untuk bahan bakar minyak, meski kekhawatiran atas meningkatnya pasokan minyak mentah global masih bertahan.

Patokan global, minyak mentah Brent untuk pengiriman Januari bertambah 0,95 dolar AS atau naik 1,52 persen, menjadi menetap pada 63,48 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Sementara itu, minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI), untuk pengiriman Januari naik 1,20 dolar AS atau 2,25 persen, menjadi berakhir pada 54,63 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Stok minyak mentah AS naik 4,9 juta barel pekan lalu, Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan, peningkatan yang lebih besar dari perkiraan. Persediaan minyak mentah telah meningkat selama sembilan minggu berturut-turut, kenaikan beruntun terpanjang sejak Maret 2017.

Sementara itu, persediaan minyak mentah di Cushing, Oklahoma, pusat pengiriman untuk WTI, turun 116.000 barel, penurunan pertama dalam sembilan minggu terakhir, kata EIA.

Persediaan bensin merosot 1,3 juta barel ke level terendah sejak Desember 2017, sementara stok distilasi turun 77.000 barel, data EIA menunjukkan.

"Cushing membukukan penurunan pertama dalam beberapa bulan, sebuah kemungkinan dari beberapa leveling yang dapat mendorong beberapa dukungan ke kurva WTI," kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates, dalam sebuah catatan.

Pasar secara keseluruhan tetap lemah, setelah minyak mentah turun lebih dari enam persen pada sesi sebelumnya, sementara pasar ekuitas dunia jatuh akibat kekhawatiran tentang prospek ekonomi.

Minyak mentah Brent telah jatuh lebih dari 25 persen sejak mencapai tertinggi empat tahun di 86,74 dolar AS pada 3 Oktober, mencerminkan perkiraan permintaan yang melambat dan pasokan yang banyak dari Arab Saudi, Rusia dan Amerika Serikat.

Kekhawatiran oleh prospek melimpahnya pasokan baru, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) sedang membicarakan tentang pengurangan produksi hanya beberapa bulan setelah meningkatkan produksi.

OPEC, Rusia, dan produsen-produsen lainnya mempertimbangkan pemotongan pasokan antara satu juta barel per hari (bpd) hingga 1,4 juta barel per hari pada pertemuan 6 Desember, sumber yang akrab dengan masalah itu mengatakan.

Namun, Arab Saudi mungkin merasa lebih sulit untuk bertindak mendukung harga, kata para analis, setelah Presiden AS Donald Trump pada Rabu (21/11) memuji Arab Saudi karena membantu menurunkan harga minyak.

Riyadh dapat merasa lebih cenderung untuk memperhatikan tuntutan AS setelah Trump berjanji pada Selasa (20/11) untuk menjadi "mitra setia" Arab Saudi, meskipun mengatakan Putra Mahkota Mohammed bin Salman mungkin tahu tentang rencana untuk membunuh jurnalis Jamal Khashoggi.

Perusahaan-perusahaan energi AS mengurangi tiga rig pengeboran minyak dalam seminggu yang berakhir 21 November, sehingga total menjadi 885 rig, perusahaan jasa energi General Baker, Baker Hughes mengatakan pada Jumat lalu (16/11).

"Ini adil untuk mengatakan bahwa harga minyak akan terus menjadi sangat bergejolak antara sekarang hingga Desember ketika OPEC bertemu," kata Brian Kessens, direktur pelaksana di Tortoise. "Akan ada banyak retorika dan antisipasi yang berbeda dari apa yang sebenarnya akan terjadi."