Perempuan di Parigi Moutong kembangkan usaha hasil hutan

id kayu,hutan,parigi,usaha

Perempuan di Parigi Moutong kembangkan usaha hasil hutan

Berbagai jenis hasil karya seni kerajinan kayu hitam alias ebony di Kota Palu, dipajang di ruang toko souvenir di Kota Palu, Kamis (22/2). Para perajin dan pedagang souvenir ebony mengaku pasaran kerajinan khas Sulteng ini lesu, dan menerima pesanan dalam jumlah banyak bila ada kegiatan berskala nasional dan internasional digelar di Kota Palu. (Antaranews Sulteng/Arsyandi)

engan dukungan pengembangan usaha dan penguatan kapasitas kelompok, tentunya akan memberikan manfaat bagi kami dalam upaya meningkatkan pendapatan baik untuk kelompok maupun masyarakat pengelola, aren termasuk ikut dalam memanfaatkan dan mengelola se
Parigi, (Antaranews Sulteng) - Kelompok tani Seroja yang beranggotakan 90 persen perempuan bersama Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Dampelas Tinombo, mengembangkan kelompok usaha berbasis potensi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) di Kabupaten Parigi Moutong.

Program itu dilaksanakan melalui dukungan Program Forest Investmen Program (FIP) II, di Desa Bondoyong, Kecamatan Sidoan, Kabupaten Parigi Moutong.

“Kami merupakan salah satu Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS)," kata Onna Samada, Ketua Kelompok Seroja, dalam siaran persnya, Kamis.

Dia menjelaskan, Lembaga Pengelolaan Hutan Desa Bondoyong berupaya meningkatkan pengelolaan pohon aren di wilayan kawasan hutan berdasarkan identifikasi potensi yang dilakukan bersama KPH Dampelas Tinombo secara partisipatif.

Menurutnya, dalam mendukung pengelolaan potensi pohon aren tersebut, kelompoknya mengambil peluang untuk memperoleh dukungan pengembangan usaha kelompok dan penguatan kapasitas dengan menyusun proposal usaha kelompok yang akan didanai Direktorat Bina Usaha Perhutanan Sosial dan Hutan Adat (BUPSHA), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam Program FIP II.

“Dengan dukungan pengembangan usaha dan penguatan kapasitas kelompok, tentunya akan memberikan manfaat bagi kami dalam upaya meningkatkan pendapatan baik untuk kelompok maupun masyarakat pengelola, aren termasuk ikut dalam memanfaatkan dan mengelola serta melestarikan kawasan hutan secara berkelanjutan,” ujar Onna.

Agus Efendi, Kepala KPH Dampelas Tinombo, mengatakan, langkah atau upaya yang ditempuh Kelompok Seroja sangat tepat untuk membangun usaha kelompok berbasis potensi sumber daya alam yang dimiliki untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan kelompok maupun masyarakat.

“Kegiatan ini dilakukan pada desa terpilih yang telah dilakukan Padiatapa dan kegiatan lansekap management dan pemetaan partisipatif. Hasil kegiatan lansekap management dan pemetaan partisipatif menjadi referensi dalam penyusunan proposal bisnis masyarakat karena didalamnya terdapat infromasi detil potensi sumberdaya hutan dan lokasinya,” ungkap Agus.

Agus menambahkan, Staf KPH Dampelas Tinombo memberikan dukungan kepada desa terpilih dalam hal kegiatan pendampingan penyusunan proposal bisnis masyarakat bersama supporting unit melalui metode FGD dan asistensi langsung dengan masyarakat.***