Perempuan di Parigi Moutong kembangkan usaha HHBK

id aren

Perempuan di Parigi Moutong kembangkan usaha HHBK

Ilustrasi, Pohon Aren (Antaranews)

Parigi, (Antaranews Sulteng) - Kelompok Seroja yang beranggotakan 90 persen perempuan bersama Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Dampelas Tinombo, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah mengembangkan kelompok usaha berbasis potensi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK).

Program itu dilaksanakan melalui dukungan Program Forest Investmen Program (FIP) II, di Desa Bondoyong, Kecamatan Sidoan, Kabupaten Parigi Moutong, urai Onna Samada, Ketua Kelompok Seroja, dalam siaran persnya, Kamis.

Kami merupakan salah satu Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS). Lembaga Pengelolaan Hutan Desa Bondoyong berupaya untuk meningkatkan pengelolaan pohon aren yang ada di wilayan kawasan hutan berdasarkan identifikasi potensi yang dilakukan bersama KPH Dampelas Tinombo secara partisipatif,? ujarnya.

Menurutnya, dalam mendukung pengelolaan potensi pohon aren tersebut, kelompoknya mengambil peluang untuk memperoleh dukungan pengembangan usaha kelompok dan penguatan kapasitas dengan menyusun proposal usaha kelompok yang akan didanai oleh Direktorat Bina Usaha Perhutanan Sosial dan Hutan Adat (BUPSHA), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam Program FIP II.

Dengan dukungan pengembangan usaha dan penguatan kapasitas kelompok, tentunya akan memberikan manfaat bagi kami dalam upaya meningkatkan pendapatan baik untuk kelompok maupun masyarakat pengelola aren termasuk ikut dalam memanfaatkan dan mengelola serta melestarikan kawasan hutan secara berkelanjutan," ujar Onna.

Agus Efendi, Kepala KPH Dampelas Tinombo, mengatakan, langkah atau upaya yang ditempuh Kelompok Seroja sangat tepat untuk membangun usaha kelompok berbasis potensi sumber daya alam yang dimiliki untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan kelompok maupun masyarakat.

Kegiatan ini dilakukan pada desa terpilih yang telah dilakukan Padiatapa dan kegiatan lansekap management dan pemetaan partisipatif. Hasil kegiatan lansekap management dan pemetaan partisipatif menjadi referensi dalam penyusunan proposal bisnis masyarakat karena didalamnya terdapat infromasi detil potensi sumberdaya hutan dan lokasinya," ungkap Agus.

Agus menambahkan, Staf KPH Dampelas Tinombo memberikan dukungan kepada desa terpilih dalam kegiatan pendampingan penyusunan proposal bisnis masyarakat bersama supporting unit melalui metode FGD dan asistensi langsung dengan warga.