KKP targetkan penangkapan ikan 7,71 juta ton

id ikan,kkp,donggala

KKP targetkan penangkapan ikan 7,71 juta ton

Dirjen PDS-PKP Kementerian KP Rifky Effendi (kedua kiri) menyerahkan ikan segar kepada seorang pengungsi di halaman Masjid Agung Darussalam Palu, Jumat (19/10) disaksikan Kadis KP Sulteng Hasanuddin Atjo (kedua kanan) dan Ketua Pengurus Masdjid Agung Darrusalam Helmy D Yambas. (Antaranews Sulteng/Rolex Malaha)

Donggala, (Antaranews Sulteng) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia menargetkan penangkapan ikan untuk tahun 2018 sebanyak 7,71 juta ton.

"Kami berupaya agar target tersebut dapat tercapai sebelum masuk tahun 2019," kata Sekretaris Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan, Yuliadi, di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah.

Pernyataan itu disampaikannya dalam acara penyerahan klaim asuransi dan pemberian kartu nelayan kepada nelayan Donggala di Desa Wani I, Kecamatan Tanantovea, didampingi Bupati Donggala Kasman Lassa, Kepala PT Jasindo Cabang Palu Rahmat S Manoppo, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Donggala Ali Assegaf, Kepala PMI Surabaya Tri Wahjoedi di bekas wilayah terdampak tsunami pesisir pantai desa itu, Kamis (29/11) sore.

"Itu target secara nasional, muda-mudahan tercapai," kata Yuliadi disela-sela acara pemberian klaim asuransi kepada nelayan Donggala itu.

Terkait target itu, kata dia, sampai saat ini yang telah tercapai sebanyak 6,71 Juta ton secara nasional.

Baca juga: Nelayan Donggala butuh alat tangkap ikan pascagempa

Target tersebut disesuaikan dengan jumlah nelayan secara nasional sekitar 2,6 juta, dengan kapal nelayan sebanyak 560ribu kapal.

"Berdasarkan data maka jumlahnya cukup banyak. Dengan tidak adanya kapal asing yang menangkap ikan di laut Indonesia, maka diharapkan nelayan Indonesia dapat bekerja, menangkap ikan dengan baik dan maksimal," ujar dia.

KKP, sebut dia, juga berharap agar nelayan termasuk di Donggala, Sulawesi Tengah, perlu diberikan pemahaman dan pelatihan tentang mitigasi bencana, sebagai bentuk pencegahan korban.

"Kami mohon dengan sangat agar kedepan dapat disosialisasikan kepada masyarakat, nelayan, terkait dengan gempa, tsunami dan mitigasi," katanya.

Pemberian pemahaman itu, kata dia, sangat penting sehingga ketika terjadi bencana gempa dan tsunami, masyarakat termasuk nelayan bisa menyelamatkan diri.

"Kalau bencana terjadi lagi, masyarakat bisa menghindar, bisa mengantisipasi, sehingga tidak ada korban jiwa saat dan pascabencana," ujar Yuliadi.