Tangis haru keluarga sambut jenazah penembakan Papua

id Penembakan,Papua,KKB

Tangis haru keluarga sambut jenazah penembakan Papua

Prajurit TNI dan Polri mengusung peti jenazah korban KKB di Bandara Moses Kilangin Timika, Mimika, Papua, Jumat (7/12/2018). Sebanyak 16 jenazah dipulangkan ke kampung halaman menggunakan pesawat Hercules milik TNI AU. Jenazah tiba di Lanud Hasanuddin Makassar, Jumat petang. (ANTARA FOTO/Jeremias Rahadat/wpa/ama.)

Saya juga hanya menerima satu kali telepon, setelah itu tidak lagi karena sinyal di sana tidak ada
Makassar, (Antaranews Sulteng) - Tangis dan haru menyelimuti keluarga korban penembakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Nduga, Papua Barat, saat menjemput jenazah di Pangkalan Udara (Lanud) Sultan Hasanuddin di Makassar, Jumat petang. 
     
Sejumlah keluarga yang menunggu kedatangan peti jenazah tersebut saat melihat diturunkan dari pesawat Hercules Tipe 1331 di bandara setempat menuju mobil ambulans, langsung melepaskan kesedihannya dengan menangis sekeras-kerasnya.  
     
Terlihat sebanyak 14 peti jenazah diturunkan dari total 16 peti jenazah yang dibawa dari Papua sesaat tiba di Lanud Sultan Hasanuddin. 
     
Jenazah diterbangkan dari Bandara Mozes Kilangin Timika, Jumat, dan tiba di Lanut Hasanuddin pukul 18.05 WITA.

Sedangkan dua peti jenazah lainnya akan diterbangkan ke Jakarta, selanjutnya diterbangkan menggunakan pesawat komersil menuju Medan, Provinsi Sumatera Utara.

Nurhaida Lenteng (41) ibunda Muhammad Agus korban penembakan asal Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan ketika menjemput jenazah anaknya terlihat shock berat dan matanya terus berkaca-kaca sesekali terisak dan menangis saat menyentuh peti jenazah.

"Saya masih bersyukur anak saya masih ditemukan meski sudah meninggal. Kami ikhlas menerima takdir ini, terima kasih kepada pak tentara dan polisi mau membantu memulangkan anak kami," tutur Nurhaida.

Sementara Rifka, keluarga Alipanus korban penembakan lainnya asal Kabupaten Toraja, Sulsel terlihat sedih dan tidak kuat menahan rasa haru. Meski demikian pihak keluarga menyatakan tabah dalam menghadapi cobaan. 
     
Dari pantauan di pintu gerbang Lanud Hasanuddin, sekira seratusan orang berkumpul sedang menunggu keberangkatan ambulans membawa jenazah keluarganya. Tercatat ada 14 mobil ambulans baik dari Polri maupun swasta untuk mengangkut jenazah tersebut. 
     
Keluarga korban lainnya, Fais Syaputra asal Makassar, saat peti jenazah diturukan dari ambulans di rumah duka, kompleks Perumnas Sudiang, Jalan Takalar, Kecamatan Biringkanaya suara tangisan pecah, sehingga suasana haru kembali menyelimuti keluarga itu.
     
Istri korban, Fadillah Aulia Lukman (21) sangat terpukul bercampur sedih melihat suaminya sudah terbujur kaku. Ibu yang mempunyai dua anak yang masih kecil itu tidak bisa berbuat banyak dan pasrah atas cobaan yang menimpanya. 
     
"Saya sudah mempunyai firasat saat dia (Fais) mau berangkat 13 November lalu, saya minta foto sama-sama tapi dilarang, dan saya ingat dia ingin menghapus tattonya karena takut disiksa nanti di akhirat. 
     
"Saya juga hanya menerima satu kali telepon, setelah itu tidak lagi karena sinyal di sana tidak ada," tuturnya sembari meneteskan air mata sambil terisak.    
     
Kepala Penerangan dan Perpustakaan (Kapentak) Lanud Sultan Hasanuddin, Mayor Sus Henny Purwani mengatakan, jumlah peti jenazah yang diturunkan dari pesawat hercules sebanyak 14 peti jenazah. Dengan rincian satu ke Kabupaten Gowa, satu di Kota Makassar. 
     
Selanjutnya, tujuh peti jenazah di bawa ke Tana Toraja (Tator), tiga di bawa ke Kota Palu, Sulawesi Tengah, masing-masing satu di Balikpapan Kalimatan Timur dan satu di Nusa Tenggara Timur (NTT). 
     
"Sisanya ada dua peti akan dibawa ke Jakarta, selanjutnya di bawa ke Medan, Sumatera Utara. Untuk Palu dan NTT akan dibawa menggunakan layanan kargo menggunakan pesawat komersil, sedangkan korban asal Tator menggunakan jalur darat begitupun Makassar dan Gowa," tambahnya. 
     
Sebelumnya, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, bersama Wakil Kepala Kepolisian RI, Komjen Pol Ari Dono sesaat tiba lebih dulu di Lanud Hasanuddin menggunakan pesawat Boeing 1305 milik Skadron Udara 17 enggan memberikan waktu wawancara kepada wartawan, sehingga para pencari berita itu terpaksa harus mengurut dada, kecewa karena sudah menunggu lama.
     
Berikut 16 nama-nama korban yang tiba di Lanud Sultan Hasanuddin yakni almarhum Muh Agus asal Kabupaten Gowa, almarhum Fais Syaputra asal Makassar.
     
Selanjutnya almarhum Alipanus, Carly Fattin, Agustinus, Anugerah, Dino Kondo, Danil Karre dan Marcus Allo asal Tator, Provinsi Sulsel. 
     
Untuk provinsi lain, seperti almarhum Samuel Pakiding asal Balikpapan, Kaltim, dan almarhum Emanuel Beli Naikteas asal NTT. 
     
Sementara dari Medan, Sumatera Utara masing-masing almarhum Jegri Simare Mare dan alamrhum Efrandi Hutagaol.***