Akademisi : pers bertanggung jawab jaga kualitas demokrasi

id waris

Akademisi : pers bertanggung jawab jaga kualitas demokrasi

Dr Irwan Waris (Foto Antara/Fb)

Jika media itu partisan, maka demokrasi akan rusak. Keberpihakan media jangan sampai digunakan oleh politisi untuk kepentingan politik sesaat
Palu,  (Antaranews Sulteng) - Akademisi Ilmu Sosial dan Politik Universitas Tadulako Palu, Sulawesi Tengah, Dr Irwan Waris mengemukakan pers menjadi salah satu unsur atau pihak yang turut serta bertanggung jawab dalam menciptakan kualitas demokrasi di tanah air.

"Jika media itu partisan, maka demokrasi akan rusak. Keberpihakan media jangan sampai digunakan oleh politisi untuk kepentingan politik sesaat," kata Irwan Waris, di Untad Palu, Rabu.

Dalam pilar demokrasi, sebut dia, pers/media massa menjadi salah satu kekuatan, setelah eksekutif, legislatif dan yudikatif.

Karena itu, kata dia, kekuatan media yang dimiliki tidak digunakan oleh elite-elite politisi tidak benar, untuk mempengaruhi masyarakat.

"Masyarakat paling mudah di pengaruhi oleh media massa. Karena itu kawan-kawan pers dan media, harus memahami betul hal ini," kata Irwan Waris.

Ia berharap dalam menjaga kekuatan yang dimiliki pers dan media, maka perlu mengedepankan `self controlship` dan `self cencorship`.

Dua kontrol ini penting, agar pers/media tidak menjadi partisan.

"Pers dan media memang memiliki keberpihakan, namun keberpihakan itu pada kebenaran. Berpihak kepada kebaikan demokrasi, dan kepada masyarakat," katanya.

Dirinya juga mengingatkan kepada politisi agar tidak menggunakan pers/media massa untuk kepentingan pribadinya.

Namun, akui dia, hal ini mudah dipatahkan. Olehnya, pers/media harus tetap pada kaidahnya, tetap pada prinsipnya dan jangan mau ditunggangi politisi.

"Redaksi harus punya idealisme, walaupun pemilik medianya partisan, maka saya yakin tidak akan terjadi. Karena dia akan di tinggalkan para pekerjanya," sebut Pakar Ilmu Politik Untad Palu itu.

Irwan yang juga Direktur Pusat Studi Pemilu dan Partai Politik Untad Palu mengutarakan awak media turut serta menentukan pemimpin dalam proses pemilu.

"Sekali lagi jangan mau dibeli. Jangan mau di tunggangi," imbuh dia.

Dia menyebut, terdapat lima yang dapat mempengaruhi kualitas demokrasi/pemilu 2019 mendatang.

Irwan menyebut faktor pertama politik uang. Kemudian, netralitas PNS/ASN/TNI-Polri, netralitas ?media massa. Selanjutnya pengguna media sosial dan politik identitas atau SARA.

Dirinya mengajak masyarakat untuk mengawal, mengawasi dan menjaga lima unsur tersebut, agar kualitas demokrasi yang dinginkan dapat tercapai.