Jalur Salua-Kulawi sudah kembali normal

id jalan,kulawi

Jalur Salua-Kulawi sudah kembali normal

Arsip Foto, Mobil Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola melintas di jalan raya di pegunungan Salua, Selasa (16/10), yang sebelumnya longsor akibat gempa 28 September dan menyebabkan kawasan Kulawi, Kabupaten Sigi terisolir selama sepekan. (Antaranews Sulteng/Humprov Sulteng)

Sigi,  (Antaranews Sulteng) - Jalur jalan Salua-Kulawi yang putus diterjang banjir bandang pada 11 Desember 2018, kini sudah kembali normal karena sudah bisa dilewati berbagai jenis kendaraan bermotor.

Pantauan di lokasi, Kamis, menunjukkan bahwa badan jalan yang tertimbun material lumpur, batu-batuan dan limbah kayu kini sudah berhasil dibersihkan setelah Pemkab Sigi menerjunkan sejumlah alat berat yakni busdozer dan excavator ke lokasi bencana alam di Desa Salua, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi.

Jalur Salua-Kulawi merupakan jalur perhubungan darat satu-satunya? sehingga sangat vital bagi perekonomian masyarakat di empat kecamatan di Sigi?yaitu Kulawi, Lindu, Kulawi Selatan dan Pipikoro.

Banjir bandang yang terjadi kali ini, menurut warga setempat merupakan banjir terparah selama beberapa tahun terakhir ini karena banyak membawah berbagai jenis metrial.

"Badan jalan dan rumah-rumah penduduk, termasuk sekolah dan pasar berubah menjadi tumpukan material lumpur? dan limbah kayu yang berasal dari hulu," kata Su`ud, warga Desa Saluki, desa yang bertetangga dengan Desa Salua yang diterjang banjir bandang.

Sementara Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sigi, Gayus Sampe secara terpisah mengatakan sedikitnya 40 KK warga Dusun III Desa Salua terpaksa diungsikan sementara ke lokasi yang lebih aman karena rumah mereka berada di daerah aliran sungai (DAS).

Rumah-rumah yang ada di DAS, semuanya terendam lumpur dan ada sebagian yang tertimbun.

Gayus mengatakan bencana alam banjir di Desa Salua bukan yang pertama kali, tetapi sudah sering terjadi saat curah hujan di wilayah itu dan hulu sungai tinggi.

Karena itu, penduduk yang ada di Desa Salua, khususnya yang rumahnya dekat dengan sungai harus lebih waspada, sebab sewaktu-waktu terancam banjir.

Banjir bandang juga sebelumnya menerjang satu desa di Kecamatan Dolo Barat. Desa Bangga, Dolo Barat pada Oktober 2018 juga diterjang banjir bandang mengakibatkan puluhan rumah warga rusak dan hanyur terseret banjir.

Dia mengaku beberapa wilayah di Sigi selama ini rawan bencana banjir dan tanah longsor karena banyak sungai dan struktur tanah labil.

Baca juga: Jalur Palu-Kulawi terputus karena banjir
Baca juga: Akses jalan menuju Kulawi masih tertutup pascagempa