Kementerian PUPR perbaiki irigasi Gumbasa

id irigasi,gumbasa

Kementerian PUPR perbaiki irigasi Gumbasa

Arsip Foto, Pekerja mengerjakan perbaikan jaringan irigasi untuk mendukung produksi sektor pertanian dan perkebunan di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Senin (19/3). Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan perluasan saluran irigasi sebanyak satu juta hektare dan merehabilitasi tiga juta hektare saluran irigasi di Indonesia yang ditargetkan selesai pada 2019 guna mendukung program swasembada pangan. ANTARASulteng/Mohamad Hamzah

Palu,  (Antaranews Sulteng) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mulai memperbaiki bendung dan saluran irigasi Gumbasa di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, yang nyaris hancur total akibat gempa bumi dan likuefaksi pada 28 September 2018.

Koordinator Program Tanggap Darurat Bencana Palu, Sigi, Donggala (Pasigala) Kementerian PUPR Arie Setiadi Murwanto mengatakan di Palu, Kami, dalam dua bulan ke depan, pihaknya akan menyelesaikan pemulihan sebagian irigasi gumbasa dengan target bisa mengairi lahan 1.200 ha.

Menurut mantan Dirjen Bina Marka Kementerian PUPR itu, irigasi Gumbasa memiliki kapasitas 8.000 hektare, namun sekarang tidak bisa mengairi sawah sama sekali karena baik bendung maupun saluran primer dan tersiernya rusak berat.

"Untuk tahap pertama, kami baru akan menangani saluran primer sepanjang tujuh kilometer dan saluran-saluran tersiernya yang diperkirakan bisa mengairi sawah 1.200 hektare pada musim tanam pertama 2019 nanti," ujar Arie didampingi Staf Khusus Menteri PUPR bidang Komunikasi Rudy Novrianto.

Perbaikan irigasi ini mengalami perubahan sistem dan dilakukan secara terintegrasi dengan pelayanan air bersih kepada masyarakat dan produk akhir konstruksinya tidak menimbulkan kerawanan terhadap bencana likuefaksi.

Doktor di bidang pengairan ini mengatakan bahwa seluruh saluran irigasi baik primer maupun sekundernya akan mengalami pemadatan di bagian dasarnya serta beton di tepiannya untuk meminimalisasi serapan air ke dalam tanah yang dianggap bisa menimbulkan kerawanan likuefaksi.

"Namun pemadatan ini akan berdampak terhadap ketersediaan air tanah untuk kebutuhan konsumsi masyarakat karena bisa membuat sumur-sumur pompa dan gali milik masyarakat akan mengering," ujarnya.

Akan tetapi, kata Arie, hal itu telah diantisipasi dengan mengintensifkan produksi air bersih Pasigala yang sudah dibangun sejak beberapa tahun lalu dengan membangun sumber-sumber air baku yang baru.

Menurut dia, bila perubahan sistem dalam rekonstruksi tahap pertama pemulihan irigasi Gumbasa sepanjang tujuh kilometer ini berjalan lancar dan sukses hingga Maret 2018, maka sisa pekerjaan sepanjang 19 kilometer lainnya akan berjalan lebih mudah.

Baca juga: Ribuan hektare irigasi Gumbasa terdampak gempa
Baca juga: Jaringan irigasi di Sigi hancur diterjang gempa
Baca juga: Irigasi Gumbasa Di Sigi Dibuka Kembali