Stok semen di Palu melimpah, harga masih tinggi

id semen

Stok semen di Palu melimpah, harga masih tinggi

Ilustrasi - Suasana bongkar muat semen di pelabuhan (Antaranews Sulteng/Istimewa)

Kok harganya masih tetap tinggi. Padahal sekarang ini stok semen di pengecer melimpah yang seharusnya sudah kembali normal
Palu, (Antaranews Sulteng) - Stok semen di toko-toko pengecer bahan bangunan di Kota Palu, Sulawesi Tengah saat ini cukup melimpah, tetapi harganya masih tinggi jauh di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan bersama pemerintah, distributor dan pengecer beberapa waktu lalu.

HET semen untuk semua merek ditetapkan sebesar Rp65.000/sak, tetapi harga yang berlaku di pasaran masih di atas berkisar Rp68.000 s/d Rp70.000/sak.

"Kok harganya masih tetap tinggi. Padahal sekarang ini stok semen di pengecer melimpah yang seharusnya sudah kembali normal," kata Marthen, warga di Palu, Rabu.

Mengingat harga semen masih diatas HET, ia berharap pemerintah menekan pangecer untuk menurunkan harga sesuai standar yang telah ditetapkan tersebut.

Hal senada juga disampaikan warga Palu lain ya, Budi. Ia mengatakan baru saja membeli semen dengan harga berbeda.

"Saya beli semen di satu toko dengan harga Rp68.000/sak," kata dia.

Kemudian membeli semen lagi di toko lain dengan merek yang sama, tetapi harganya berbedah yakni Rp70.000/sak.

Padahal pemerintah sudah tetapkan HET semen mereka Tonasa, Tiga Roda dan Bosowa masing-masing Rp65.000/sak.

Sebelumnya, kata Budi, harga semen di tingkat pengecer sempat melambung tinggi hingga mencapai Rp80.000/sak. Saat itu harga semen tinggi karena stok terbatas dan permintaan masyarakat meningkat.

Di satu sisi pasokan semen ke Kota Palu melalui laut terhambat pelabuhan peti kemas di Pantoloan rusak diterjang gempa dan tsunami.

Distributor dan pedagang mendatangkan bahan bangunan itu dari pabrik lewat jalur darat sehingga biaya transportasi mahal dan berdampak terhadap harga jual.

Tetapi kemudian, Pemprov Sulteng dalam mengatasi krisis semen menggundang semua distributor dan beberapa pengecer bersama satgas pangan Sulteng untuk rembuk bersama sehingga disepakati menetapkan HET.

Ketua Bidang Perdagangan Kadin Sulteng, Achrul Udaya meminta pemerintah untuk menindak tegas pengecer yang menjual semen diatas HET yang telah ditetapkan.

"Kalau HET semen sudah ditetapkan Rp65.000/sak, maka pengecer harus menjualnya seperti itu," kata dia.

Sekarang ada pengecer yang menjual Rp68.000/sak dan ada juga menjual Rp70.000/sak. "Itukan sudah mengabaikan aturan bersama," ujarnya.

 Baca juga: Upaya Sulteng atasi krisis semen pascabencana
Baca juga: Harga semen di Parigi Moutong melonjak