Kunjungan wisata Parigi Moutong selama 2018 positif

id Pariwisata, Parigi Moutong, kunjungan wisata

Kunjungan wisata Parigi Moutong selama 2018 positif

Kepala Bidang Pariwisata Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Parigi Moutong, Ahlan. (Antaranews Sulteng/Moh Ridwan)

Kami harap tahun ini kunjungan wisata semakin meningkat meski sarana dan prasarana pendukung belum maksimal
Parigi, (Antaranews Sulteng) - Tingkat kunjungan wisata di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah meningkat 10 hingga 20 persen selama 2018.

Pejabat Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Parigi Moutong Ahlan, di Parigi, Rabu mengatakan, tingkat kunjungan itu didominasi wisatawan lokal, disusul wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. 

"Parigi Moutong terdapat berbagai destinasi wisata mulai dari objek wisata bahari, wisata alam hingga kuliner," ujar Ahlan. 

Dia menyebut, destinasi paling diminati wisatawan nusantara maupun mancanegara yakni wisata bahari. 

Meski Sulteng dilanda bencana gempa bumi, tsunami dan likuifaksi yang menghantam tiga daerah terparah dan sebagian wilayah Parigi Moutong cukup berpengaruh terhadap tingkat kunjungan wisata, walaupun tidak signifikan. 

Sektor industri pariwisata merupakan salah satu kantong produksi sebagai pendapatan daerah, sehingga pemerintah setempat sedang berupaya meningkatkan kujungan wisata melalui kegiatan Festival Pesona Teluk Tomini (FPTT) yang masuk dalam kalender kegiatan nasional Kementerian Pariwisata. 

"Pascabencana sering dikunjungi saat ini destinasi wisata kuliner di Toboli, karena wilayah itu sebagi transit antar Kabupaten maupun Provinsi, " ungkap Ahlan. 

Lebih lanjut dia menjelaskan, 2019 pihaknya berkomitmen terus mendorong kunjungan ke objek-objek wisata lainnya, sehingga destinasi wisata Parigi Moutong dapat tereksplorasi secara menyeluruh. 

"Kami harap tahun ini kunjungan wisata semakin meningkat meski sarana dan prasarana pendukung belum maksimal, " tambahnya. 

Dia mengaku, Parigi Moutong memiliki banyak potensi wisata yang belum terkelolah secara merata, hal ini perlu ditopang dengan ketersediaan anggaran untuk pembangunan infrastruktur maupun sarana dan prasarana pendukung lainnya.***