Upaya IAIN Palu bangun mutu akademik pascatsunami

id iain

Upaya IAIN Palu bangun mutu akademik pascatsunami

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (tengah) meninjau ke Kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu yang rusak akibat terdampak gempa bumi dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah, Senin (19/11/2018). Selain meninjau kerusakan sejumlah fasilitas pendidikan, kantor pelayanan masyarakat di lingkungan Kementerian Agama serta rumah ibadah, Menteri Lukman Hakim Saifuddin juga menyerahkan sejumlah bantuan yang disumbangkan oleh ASN Kementerian Agama di Indonesia untuk korban bencana di daerah tersebut sebesar Rp 14,2 Miliar. (ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah/wsj.) (ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah/wsj./)

Palu,  (AntaraNews Sulteng) - Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, menjadi salah satu area yang terdampak sangat parah akibat gempa dan tsunami yang menerjang ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah dan sekitarnya pada Jumat, 28 September 2018 petang.

Setengah dari wilayah kampus itu atau kurang lebih 3 hektare area Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) tersebut, hancur.

Letaknya yang sangat dekat dengan Teluk Palu membuat perguruan tinggi tersebut porak-poranda dihantam tsunami. Berbagai dokumen penting di rektorat antara lain dokumen akademik, keuangan, kepegawaian, dokumen perencanaan dan pembangunan hilang disapu bersih lumpur tsunami.

Bangunan Rektorat IAIN Palu yang berhadapan dengan teluk, hancur. Padahal, gedung berlantai dua itu baru saja selesai direvonasi, saat Prof Sagaf S Pettalongi memimpin perguruan tinggi itu, dan mulai digunakan pada pertengah Agustus 2018.

Rektorat yang konon akan menjadi cendramata atau bukti bekas kepemimpinan Prof Sagaf S Pettalongi saat menjabat perguruan tinggi itu, kini tidak dapat digunakan.

Selain bangunan rekorat itu, gedung perkuliahan milik Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam yang terletak dibelakang rektorat, kondisinya hancur dan tidak layak untuk digunakan.

Begitu pula gedung ICT, Perpustakaan, LPM dan LP2M, auditorium, gedung kuliah Fakultas Dakwah, gedung unit bahasa, gedung unit kegiatan mahasiswa, study center, lapangan futsal, lapangan basket, bola voli, takraw dan panjat dinding (wall climbing), hancur.

Kondisi itu membuat Prof Sagaf S Pettalongi harus memutar otak dan bekerja keras untuk memulihkan kembali situasi seperti sebelum bencana melanda.

Prog Sagaf langsung membangun komunikasi dengan pejabat Kementerian Agama RI dan para rektor di beberapa PTKIN terkait kondisi yang dialami IAIN Palu.

Hal itu agar bantuan segera datang pascabencana menghantam, serta untuk memulihkan kampus demi percepata proses akademik di perguruan tinggi itu.

Tidak hanya membangun komunikasi intrakampus. Ia juga berupaya merangsang, menyemangati civitas akademik untuk bangkit kembali, kembali membangun mutu akademik pascabencana itu menghantam perguruan tinggi.

"Kita harus segera bangkit, tidak boleh berlama-lama," kata Prof Sagaf S Pettalongi MPd.
Rektor IAIN Palu Prof Dr H Sagaf S Pettalongi menyambut kedatangan Menteri Riset, Tekhnologi, dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir saat mengunjungi perguruan tinggi Islam negeri tersebut, Kamis 8 November 2018. (Antaranews Sulteng/Muhammad Hajiji) (Antaranews Sulteng/Muhammad Hajiji/)



Aset Dijarah

IAIN Palu, membutuhkan pengamanan dari pihak aparat TNI dan Polri pascagempa dan tsunami. Hal itu karena banyak orang yang masuk ke lokasi kampus dan mengambil barang serta aset milik negara yang ada di perguruan tinggi tersebut.

"Iya, ini harus ada pengamanan," ucap Kasub Keuangan IAIN Palu, Ahdar.

Pantauan Antara di seputar kampus pada 6 Oktober2018 banyak orang bukan mahasiswa mengambil kursi, meja dan sebagainya.

Ternyata penjarahan terhadap aset negara di IAIN Palu, telah terjadi sejak Sabtu 29 September 2018 sehari pascagempa dan tsunami.

Orang-orang datang ke kampus membawa linggis, parang, mereka membongkar sebahagian gedung yang tidak rusak.

Ada yang mengambil AC, monitor komputer, komputer, LCD TV, laptop, tab, dap pipa air, jaringan instalasi seperti kwh listrik.

Padahal, hal itu merupakan aset yang masih digunakan oleh civitas akademik IAIN Palu dalam kegiatan pengembangan akademik.

Namun di lokasi kampus belum ada pengamanan dari Polri maupun TNI yang berjaga-jaga agar orang-orang tidak masuk mengambil aset IAIN Palu.

Sebagian besar gedung IAIN Palu terlihat masih berdiri, namun sebagian besar tidak layak lagi di gunakan.

Saat itu, pascabencana IAIN belum melakukan pendataan aset bergerak dan tidak bergerak yang masih tersisa pascagempa dan tsunami. Pendataan baru mulai di lakukan pada pekan lalu.

Hal itu untuk menginvestarisir kembali seluruh aset yang akan dilaporkan ke pemerintah pusat.

"Kami sangat membutuhkan bantuan dari pihak TNI dan Polri," ucap Wakil Rektor Bidang Akademik IAIN Palu Dr Abidin Djafar.

Kondisi fisik IAIN Palu yang saat itu penuh dengan material puing bangunan dan lumpur harus segera di tangani oleh pemerintah.

Pemerintah bersama pimpinan IAIN Palu harus mengupayakan langkah-langkah alternatif untuk kegiatan belajar mengajar.

Karena itu, IAIN Palu harus segera dibenahi oleh Pemerintah Sulawesi Tengah dan pemerintah pusat, karena kontribusinya sangat berarti bagi daerah.
Sekelompok orang bukan civitas akademik berkeliaran di lokasi kampus IAIN Palu dan mengambil barang-barang kampus tersebut, Senin. (Antaranews Sulteng/Muhammad Hajiji) (Antaranews Sulteng/Muhammad Hajiji/)


Di sisi lain, banyak putera daerah Sulawesi Tengah dari berbagai kabupaten yang mengenyam pendidikan tinggi di IAIN Palu.

Para penjarah juga menghamburkan ijazah alumni IAIN Palu, yang masih tersimpan di bagian akademik pascagempa dan tsunami.

"Saat ini kami masih melakukan pendataan ijazah, atau menghitung kembali ijazah yang masih tersisa," ucap Kepala Bagian Akademik IAIN Palu Abdul Wahab.

Ijazah alumni dari berbagai Fakultas IAIN Palu yang tersimpan rapi di dalam brankas ijazah di ruangan bagian akademik dihamburkan oleh penjarah.

Akibatnya, dokumen penting seperti ijazah, akta empat, transkip nilai tercecer dan berhamburan di bagian akademik.

"Mereka naik lewat tangga, kemudian membongkar ruangan bagian akademik dan mengobrak-abrik lemari serta berangkas ijazah," ujar Wahab.

Wahab mengaku belum dapat dipastikan apakah sebagian ijazah hilang ataukah tidak pascagempa dan tsunami serta akibat ulah dari para penjarah.

Ia belum dapat memberikan data rinci mengenai berapa jumlah ijazah, akta empat, transkip nilai yang rusak karena ulah penjarah.

"Kami masih mendata, dan hasil pendataan akan dilaporkan kepada pimpinan dan diteruskan ke Kementerian Agama untuk di carikan solusi bila ada yang hilang dan rusak," katanya.

Selain menghamburkan dokumen tersebut, penjarah berhasil mengambil uang di bagian akademik kurang lebih senilai Rp20 juta.

"Uang untuk honorarium kegiatan Bidikmisi hilang. Lemarinya juga rusak dan dibongkar serta dibanting oleh penjarah," katanya.

Sejumlah alat elektronik berupa laptop dan dua unit kendaraan roda 2 juga hilang diambil oleh orang yang bukan civitas akademika IAIN Palu.

"Beberapa unit laptop di ruangan juga hilang, motor dua unit milik staf setelah disapu oleh tsunami, lalu bangkainya diambil oleh orang tak dikenal," katanya.

Dirinya berharap ada solusi dari pemerintah terkait kerusakan dan hilangnya sejumlah sarana prasarana serta dokumen penting lainnya itu.

Selain aksi penjarahan, puluhan ribu buku dan karya ilmiah yang terpajang di perpustakaan perguruan tinggi itu rusak dihantam tsunami.

"Buku dan karya ilmiah lainnya yang ada di perpusatakaan rusak total, kondisi buku bercampur dengan lumpur," ucap Kepala Bagian Akademik IAIN Palu Abdul Wahab, Selasa.

Buku berbagai judul dan literatur lainnya yang ada di lantai satu perpustakaan semuanya rusak total dihantam tsunami.

Peristiwa yang terjadi pada Jumat petang, tanggal 28 September 2018 itu meluluhlantakkan seluruh isi ruangan perpustakaan dilantai satu.

"Semua yang ada di lantai satu perpustakaan kondisinya rusak total, tidak ada yang dapat digunakan," kata Abdul Wahab menjelaskan.

Saat itu, kondisi isi lantai satu gedung perpustakaan penuh dengan lumpur dan material lainnya yang dibawa tsunami.

Gedung perpustakaan IAIN Palu menjadi salah satu gedung yang rusak parah dihantam tsunami. Selain buku dan literatur, meubeler, meja, kursi, lemari dan dokumen penting termasuk elektronik, rusak total.

"Tidak ada satu pun berkas yang tersisa dan kondisinya utuh atau baik. Semuanya hancur," ujar Wahab.
Alat berat milik TNI dan PT Adhi Karya membersihkan IAIN Palu dari lumpur, untuk menormalkan kegiatan akademik perguruan tinggi tersebut (Foto: Humas/Muhammad Hajiji) (Foto: Humas/Muhammad Hajiji/)



Pembersihan Kampus

Sejumlah personel Tentara Nasional Indonesia (TNI) membantu membersihkan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, dari lumpur pascatsunami.

"Iya, ada TNI yang turut serta membantu membersihkan lingkungan IAIN dari lumpur," kata Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga IAIN Palu, Dr Abidin Djafar.

TNI juga mengarahkan satu alat berat untuk membersihkan lumpur dan material yang terbawa tsunami.

Pembersihan dilakukan mulai dari halaman Aula IAIN Palu, kemudian kearah samping gedung dosen dan lingkungan gedung perkulihanan SBSN.

TNI juga mengarahkan beberapa truk untuk membantu memulihkan kembali kampus IAIN Palu agar kegiatan perkuliahan dan akademik segera berjalan.

selain TNI, terlihat dua alat berat milik PT Adhi Karya lewat program Adhi peduli dikerahkan untuk membersihkan lumpur.

Badan Usaha Milik Negara itu juga menerjunkah sejumlah personel dan truk untuk membersihkan material.

Pascatsunami menerjang, IAIN Palu penuh dengan lumpur, material dan sampah. Material dan sampah mulai dibersihkan oleh pegawai PT tersebut, TNI dan Adhi Karya.

"Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, rehabilitasi dan rekonstruksi kampus untuk kembali menormalkan PT ini," ujar Abidin.

IAIN Palu menargetkan kegiatan akademik utamanya perkuliahan mulai berjalan normal pada 1 Oktober 2018.

Pembenahan kembali lingkungan kampus dilakukan secara perlahan-lahan. IAIN Palu memanfaatkan sebagian lahan yang tidak terlalu parah tertimbun lumpur, dibersihkan dengan melibatkan rekanan. Lahan di belakang gedung pascasarjana menjadi awal yang dibersihkan.?

Pemprov Sulteng-pun turut serta terlibat dalam pembersihan ?untuk membuka kembali akses jalan yang sempat tertimbun lumpur di sekitar wilayah kampus itu.


Mulai Perkuliahaan

IAIN Palu mulai mengaktivkan kembali perkualiahaan semester ganjil pada 1 November 2018 atau sekitar 1 bulan pascagempa dan tsunami menghantam perguruan tinggi itu.

Perkuliahan semester ganjil berlangsung di tenda-tenda yang dibangun bantuan dari Baznas Pusat, Kementerian Agama dan BNPB.

Selain di tenda-tenda, mahasiswa juga menimba ilmu dengan dosen-nya di teras-teras gedung fakultas di lingkungan perguruan tinggi itu.

Pascagempa dan tsunami menghantam perguruan tinggi tersebut yang memporak-porandakan bangunan gedung perguruan tinggi itu, maka kampus IAIN Palu pascabencana itu merubah sistem perkuliahan.

Dalam surat edaran Rektor IAIN Palu Nomor: 43/In.13/HK.00.7/05/2018 tentang pelaksanaan perkuliahan pascagempa, likuifaksi dan tsunami di Kota Palu, Sigi dan Donggala maka pelaksanaan perkuliahan semester ganjil 2018/2019 dilaksanakan dalam bentuk semester pendek dengan jumlah pertemuan delapan kali.

Selanjutnya dalam pelaksanaan perkuliahan tersebut pertemuan maksimal empat kali dengan mahasiswa dan pertemuan selanjutnya dalam bentuk penugasan baik tugas terstruktur maupun mandiri dan atau cara lain sesuai ketentuan yang berlaku.

Edaran itu juga meminta kepada setiap dosen menandatangani dan mengisi absen setiap perkuliahan, kemudian Rektor IAIN Palu Prof Sagaf S Pettalongi dalam edaran itu juga meminta kepada unsur yang mendukung terlaksananya perkuliahan untuk melakukan koordinasi.

Memulai perkualihaan, menandakan bahwa IAIN Palu mulai bangkit pascabencana gempa, tsunami melululantahkan sebagian wilayah perguruan tinggi itu.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddinm Senin, saat meninjau IAIN Palu, mengajak civitas akademik untuk segera bangkit dari keterpurukan karena bencana.

"Saya mengajak kepada civitas akademik IAIN Palu, untuk kita bangkit kembali. Kita harus bangkit kembali dalam melayani umat ini," kata Lukman Hakim mengajak civitas IAIN Palu bangkit pascabencana menerpa perguruan tinggi itu.

Menag didampingi Staf Ahli Gubernur Sulawesi Tengah Ardiansyah Lamasitudju dan Rektor IAIN Palu Prof Dr H Sagaf S Pettalongi MPd, serta beberapa pejabat di Kemenag Agama, Kanwil Kemenag Sulteng, Pemkot Palu.

Menag juga meninjau langsung kelas darurat yang dibangun oleh Baznas dari baja ringan dan tripleks.

"Kepada mahasiswa inilah saatnya kita menghadapi ujian. Ujian itu yang kita betul-betul laksanakan, pertama adalah kesabaran dan kedua yaitu rasa syukur," katanya.

Menag menyebut sabar ketika mendapat ujian, dan bersyukur saat mendapat kenikmatan.

"Mudah-mudahan Allah SWT senantiasa memberikan kita kekuatan, agar kita terus berkemampuan untuk menjalani, menghadapi segala peristiwa yang ada," kata Menag mengimbau.
Rektor IAIN Palu Prof Sagaf S Pettalongi MPd memindahkan tali toga salah satu mahasiswi asal Thailand Aiman Dokhor, pada acara wisuda di kampus IAIN Palu, Kamis 29/11. (Antaranews Sulteng/Muhammad Hajiji) (Antaranews Sulteng/Muhammad Hajiji/)



Menggelar Wisuda.

Berselang kurang lebih 2 bulan pascabencana gempa dan tsunami, IAIN Palu tidak hanya melangsungkan perkuliahaan. Melainkan juga menggelar wisuda.

Dari ratusan sarjana yang diwisuda, terdapat empat mahasiswa asal Thailand yang ikut diwisuda pada 29 November 2018 itu.

Mahasiswa asal Thailand itu adalah Aiman Dokhor dan A-Aesoh Tanyong dari Fakultas Tarbiyah Ilmu Keguruan, Anua Abubaka Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam, dan Hanafi Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah.

Dari empat mahasiswa asal Thailand itu, dua di antaranya berhasil lulus atau yudisium dengan predikat cumlaude.

Mereka ialah Aiman Dokhor dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,86 (yudisium cumlude). A-Aesoh Tanyong berhasil meraih IPK 3,50 (yudisium cumlaude).

Sementara dua rekannya, Anuwa Abubaka mendapat IPK 3,27 atau yudisium amat baik, dan Hanafi IPK 3,27 (yudisium amat baik).

Empat mahasiswa asal thailand itu mulai kuliah di IAIN Palu sekitar September 2014.

Selama kuliah mereka tinggal di rumah susun mahasiswa milik IAIN Palu.

Kini mahasiswa asal Thailand yang belum diwisuda yakni Sanisa, Sawitri, Bunyami di Fakultas Tarbiyah Ilmu Keguruan dan Phaison di Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah.

"Atas nama pimpinan dan segenap civitas akademik, saya menyampaikan penghargaan dan mengucapkan selamat atas keberhasilan wisudawan dan wisudawati dalam menyelesaikan studi, pada jenjang starata satu dan dua," kata Rektor IAIN Palu Prof Sagaf S Pettalongi saat menyampaikan pesan kepada almamater.

Ia mengemukakan pelaksanaan wisuda berlangsung di luar gedung, di tenda. Namun tidak mengurangi nilai substansi wisuda.

Di samping itu, psikologi civitas akademim dan mereka yang hadir masih menyisahkan kesedihan yang mendalam atas ujian yang menimpa Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala.

Menurut dia, tidak bisa dipungkiri bencana gempa, tsunami dan likuifaksi yang menimpa Kota Palu, Sigi dan Donggala telah melumpuhkan seluruh aktivitas kampus selama beberapa waktu.

"Sekitar 80 persen sarana prasana IAIN Palu hancur oleh guncangan gempa dan di terjang tsunami dan di perparah oleh aksi penjarahan pascabencana itu," katanya.

Bermodalkan semangat untuk bangkit, kata dia, segenap civitas akademik bahu membahu membenahi kembali lingkungan kampus yang porak poranda.

Sehingga, pada tanggal 1 November 2018 aktivitas belajar mengajar dan pelayanan akademik sudah dapat berjalan meskipun berlangsung di tenda dan kelas darurat.

Pada wisuda tahun akademik 2017/2018 jumlah pesertanya sebanyak 475 orang terdiri atas pascasarjana S2 sebanyak 59 orang, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan 250 orang, Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam 104 orang, Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah 62 orang.

"Semoga sarjana-sarjana baru tersebut dengan modal ilmu dan keahlian yang telah diperoleh dapat berbuat yang terbaik untuk dirinya dan keluarganya, bagi masyarakat, bangsa dan negara maupun agama," demikian Sagaf Pettalongi.
Beberapa mahasiswa dan salah seorang dosen IAIN Palu mencari buku dibalik tumpukan lumpur dan material pascatsunami menerjang kampus tersebut, Selasa. (Antaranews Sulteng/Muhammad Hajiji) (Antaranews Sulteng/Muhammad Hajiji/)



Revitalisasi Kampus

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, membutuhkan anggaran senilai Rp117 miliar untuk revitalisasi perguruan tinggi tersebut guna memulihkan peran dan fungsinya pascagempa dan tsunami menghantam kampus berlokasi di tepi pantai Teluk Palu itu.

"Biaya untuk kebutuhan rekonstruksi IAIN Palu pascabencana sekitar Rp117 miliar," ucap Kepala Sub Bagian Keuangan IAIN Palu Ahdar.

Kebutuhan biaya itu untuk rekonstruksi 34 item terdiri atas gedung rektorat, gedung L Fakultas Syariah, BAAK, student center, ruang dosen, laboratorium terpadu, gedung kuliah tarbiyah, gedung dekanat tarbiyah, gedung kuliah dan dekanat Ushuluddin. Kemudian, gedung pascasarjana, aula, gedung kuliah dan dekanat fakultas syariah, gedung kuliah dan dekanat fakultas dakwah, gedung lab bahasa dan komputer, gedung perpustakaan, gedung garasi bus kampus.

Gedung M, gudang peralatan, gedung smooking area, gudang arsip, gedung garasi 2 bus kampus, rumah genset, Masjid Al-Abrar IAIN Palu, gedung koperasi, kantin, gedung radio kampus, pos jaga depan aula, pos jaga depan auditorium, pos jaga depan rektorat, serta sarana prasarana pendukung kampus IAIN Palu (perhitungan lump sump).

Kebutuhan biaya untuk revitalisasi kampus itu, telah disampaikan kepada pemerintah pusat lewat Kementerian Agama di Jakarta.?

"Rektor telah menyampaikan atau mempresentasikan kebutuhan pascabencana kepada Kementerian Agama di Jakarta," ujar Kepala Biro IAIN Palu, Ramang.

Saat ini perkuliahan dan pelayanan birokrasi kepada mahasiswa sebagian berlangsung di tenda-tenda yang terpasang diluar bangunan gedung. Perkuliahan semester ganjil berlangsung di tenda-tenda yang dibangun bantuan dari Baznas Pusat, Kementerian Agama dan BNPB.

Selain di tenda-tenda, mahasiswa juga menimba ilmu dengan dosen-nya di teras-teras gedung fakultas, IAIN Palu juga mengubah sistem perkuliahan.

Saat meninjau IAIN Palu pascabencana gempa dan tsunami serta likuifaksi, Menag Lukman Hakim Saifuddin mengatakan bahwa akan menjadi salah satu fokus Kementerian Agama pada tahun 2019.

Rehabilitasi, konstruksi, relokasi dan pembangunan kembali perguruan tinggi itu akan dilakukan Kementerian Agama pada tahun 2019 ini.