Petani Sigi bergairah tanam kopi

id kopi

Petani Sigi bergairah tanam kopi

Kebun Kopi (Foto Antara/dok)

Ya hampir semua daerah di Sulteng, kecuali Kota Palu yang tidak memliki areal kebun kopi
Sigi, Sulteng, (Antaranews Sulteng.com) - Petani di sejumlah wilayah di Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah kurun tiga tahun terakhir ini cukup bergairah menanam komoditas kopi karena permintaan pasar dan harga terus membaik.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Sigi, Mulyadi Hiola, Rabu membenarkan banyak petani di daerah itu yang lebih tertarik mengembangkan tanaman kopi dibandingkan lainnya.

Ia mengatakan tahun-tahun sebelumnya, petani bergairah mengembangkan komoditas kakao karena harganya cukup bagus.

Namun, kata dia, belakangan ini, seiring dengan semakin membaiknya harga kopi di pasaran dalam negeri, termasuk lokal, petani kakao justru banyak yang beralih mengembangkan tanaman kopi robusta, arabica dan kopi Lampung.

Seperti yang dilakukan petani di Kecamatan Kulawi, Kulawi Selatan, Pipikoro dan Kecamatan Lindu. Rata-rata petani di wilayah tersebut gencar menanam kopi.

Bahkan, Pemkab Sigi mendorong petani untuk menjadikan komoditas kopi sebagai ke depan ini menjadi komoditas unggulan, mengingat permintaan pasar terhadap komoditas perkebunan itu baik internasional maupun dalam negeri setiap tahun cenderung meningkat.

Peningkatan permintaan pasar harus bisa dimanfaatkan oleh petani dengan meningkatkan produksi maupun produktivitas tanamam kopi sehingga mampu bersaing dengan produk sama yang ada di daerah lainnya.

Kopi bukan hanya dikembangkan di Sigi, tetapi juga di daerah lain dalam wilayah Sulteng seperti di Kabupaten Poso, Donggala, Parigi Moutong dan kabupaten lainnya.

Namun penghasil kopi terbesar di Provinsi Sulteng yakni Sigi, Poso, Donggala, Parigi Moutong, Morowali, Totitoli dan Buol.

"Ya hampir semua daerah di Sulteng, kecuali Kota Palu yang tidak memliki areal kebun kopi," katanya.

Pemkab Sigi dalam meningkatkan produksi maupun produktiviotas berbagai komoditi unggulan di daerah itu, juga memberikan bantuan bibit dan pupuk serta obat-obatan.

Mulyadi mengatakan kopi asal Lindu, Kulawi dan Pipikoro selama ini sudah cukup dikenal. Bahkan sampai ke mancanegara.*

Harga kopi biji di pasaran Kota Palu saat ini berkisar Rp26.000/kg.

Di Kabupaten Sigi maupun Kota Palu saat ini banyak kedai-kedai kopi dan setiap hari cukup ramai pengunjungnya.

Bahkan di Ibu Kota Provinsi Sulteng hampir setiap sudut kota terlihat warung kopi.*