BNPB minta MUI Palu terlibat sosialisasi mitigasi bencana

id BNPB,Sulteng,Palu,Kota Palu

BNPB minta MUI Palu terlibat sosialisasi mitigasi bencana

Warga mengidentifikasi lokasi huniannya di peta zona rawan bencana Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala (Pasigala) di salah satu tempat terbuka di Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (8/1/2019). Peta yang sudah disetujui oleh Bappenas, Kementerian PUPR, BMKG dan sejumlah lembaga teknis lainnya itu memuat kawasan-kawasan yang rawan bencana dan akan menjadi acuan untuk penyusunan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) serta mitigasi bencana di tiga kota dan kabupaten di Sulawesi Tengah yang pada 28 September 2018 lalu dilanda bencana gempa, likuifaksi, dan tsunami. ANTARA FOTO/Basri Marzuki/wsj

Palu (Antaranews Sulteng) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo meminta Majelis Ulama Indonesia (MUI) Palu untuk aktif terlibat melakukan sosialisasi mitigasi bencana kepada warga terdampak gempa,  tsunami dan likuifaksi.



Menurut Doni, peran MUI dan tokoh-tokoh agama lainnya sangat penting dalam mengurangi resiko bencana dengan pendekatan spiritualitas kepada para korban bencana di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala.



"Ada soslisasi dengan melibatkan tokoh-tokoh agama. Lewat MUI saya kira sosialisasi mitigasi bencana bisa sampai ke desa-desa sehingga upaya pengurangan resiko bencana dapat terwujud," kata Doni dalam rapat koordinasi terbatas di ruang Polibu Kantor Gubernur Sulteng di Palu, Kamis.



Upaya mitigasi atau pengurangan resiko bencana di antaranya melatih kesiapsiagaan warga dan membaca tanda-tanda alam melalui penanda yang akan dipasang oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).



"Ketua MUI di daerah terdampak bencana dapat diundang untuk mendengarkan penjelasan dari para pakar termasuk rencana-rencana pembangunan pasca bencana dari pemerintah sehingga kita semua satu komando," ujar Doni.



Sementara itu Ketua MUI Palu Zainal Abidin dalam kesempatan itu mengatakan mendukung penuh upaya tersebut.



Zainal mengatakan mitigasi bencana yang telah dilakukan MUI Palu dengan menggunakan pendekatan rohani yakni mengisi hati korban bencana dengan siraman-siraman rohani.



"Seseorang meskipun dikasih materi banyak kalau rohaninya tidak  disentuh maka rasa ketidakpuasan akan muncul. Putus asa juga bisa hadir apalagi kalau lapangan kerja susah itu bisa menyebabkan frustasi,"jelas guru besar IAIN Palu itu.