Pemprov Sulteng harap produksi pangan 2019 meningkat

id Trie Iriayani Lamakampali

Pemprov Sulteng harap produksi pangan 2019 meningkat

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulteng Trie Iriani Lamakampali (Antarasulteng.com/Rolex Malaha)

Kita upayakan tahun-tahun ke depan, Sulteng sudah mencapai swasembadah jagung dan kedelai.
Palu,  (Antaranews Sulteng) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah berharap produksi pangan berupa padi, jagung dan kedelai (pajala) pada 2019 meningkat dari tahun-tahun sebelumnya.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulteng, Trie Iriayani Lamakampali di Palu, Sabtu, mengatakan dalam kurun tiga tahun terakhir ini, pemerintah pusat dan daerah gencar mengembangkan ketiga komoditas pangan itu sebagai upaya mendukung program swasembada pangan di Tanah Air.

Pemprov Sulteng sangat mendukung program tersebut dengan memaksimalkan lahan-lahan pertanian yang ada di semua kabupaten dan kota untuk ditanami pajala.

Bahkan bukan hanya pajala yang dikembangkan, tetapi juga komoditas pangan lainnya yakni cabai dan bawang.

Khusus untuk produksi padi/beras petani Sulteng setiap tahun mengalami surplus hingga mencapai 300 ribu ton.

Menurut dia, kalau beras, Sulteng sejak 1984 telah swasembada.

Sementara jagung dan kedelai belum.

"Kita upayakan tahun-tahun ke depan, Sulteng sudah mencapai swasembadah jagung dan kedelai.

Namun, semuanya itu, tentu sangat tergantung pada dukungan petani. "Kalau petani proaktif mendukung program dimaksud,niscaya Sulteng bisa swasembadah jagung dan kedelei seperti halnya beras," kata Trie.

Sulteng hingga kini masih memiliki lahan pertanian yang cukup luas, namun belum semua lahan kosong dikelolah.

Jika lahan-lahan yang ada dimanfaatkan dengan maksimal oleh petani, maka Sulteng ke depan akan menjadi lumbung pangan yang mampu memberikan kontribusi besar terhadap pencapaian swasembadah pangan nasional sehingga tidak perlu ada impor.

Sampai sekarang ini, Indonesia masih impor beberapa komoditas pangan, termasuk beras."Tapi jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, impor pangan seperti beras sudah berkurang," ujarnya.

Dalam mendukung program swasembada pangan, pemerintah pusat setiap tahunnya mengalokasikan anggaran cukup besar kepada daerah-daerah, termasuk di Provinsi Sulteng.

Ia tidak merinci, kecuali mengatakan selain mengalokasikan dana melalui APBN dan APBD, juga memberikan bantuan sarana produksi pertanian (saprodi) pupuk, bibit dan obat-obatan.

Bahkan memberikan bantuan modal bagi kelompok-kelompok tani agar bisa mengembangkan usaha mereka yang pada akhirnya diharapkan pemerintah meningkatkan produksi dan produktivitas hasil panen, juga membuka lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan petani.

Sulteng pada 2017 menargetkan produksi padi petani sebesar 1,03 juta ton.