Wall street berakhir turun tertekan kekhawatiran perlambatan ekonomi global

id wall street

Wall street berakhir turun tertekan kekhawatiran perlambatan ekonomi global

Wall Street (Xinhuanet.com)

New York,  (Antaranews Sulteng) - Saham-saham di Wall Street turun pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), tertekan kekhawatiran yang semakin mendalam tentang perlambatan ekonomi global pada 2019, di tengah perkiraan pertumbuhan yang lebih rendah oleh Dana Moneter Internasional (IMF) dan perkiraan laba perusahaan yang suram untuk 2019.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup 301,87 poin atau 1,22 persen lebih rendah menjadi 24.404,48 poin. Indeks S&P 500 berkurang 37,81 poin atau 1,42 persen, menjadi berakhir di 2.632,90 poin. Indeks Komposit Nasdaq jatuh 136,87 poin atau 1,91 persen menjadi ditutup di 7.020,36 poin.

Saham Johnson & Johnson, pembuat produk perawatan kesehatan terbesar di dunia, turun hampir 2,00 persen, karena perkiraan penjualannya untuk 2019 meleset dari ekspektasi analis, meskipun hasil labanya lebih kuat dari perkiraan untuk kuartal keempat 2018.

Saham Stanley Black & Decker, produsen alat industri dan perangkat keras rumah tangga AS, jatuh lebih dari 15 persen, karena perusahaan merevisi lebih rendah perkiraan labanya pada 2019 di tengah "banyaknya hambatan eksternal," yang jauh dari ekspektasi pasar.

Sepuluh dari 11 sektor utama S&P memperpanjang kerugian mereka pada Selasa (22/1), dengan sektor energi turun lebih dari dua persen, memimpin penurunan.

Namun, saham eBay melonjak lebih dari enam persen setelah dana lindung nilai (hedge fund) AS Elliott Management pada Selasa (22/1) mengumumkan kepemilikan 1,4 miliar dolar AS di raksasa e-commerce itu dalam sebuah surat kepada dewan yang terakhir, mencatat langkah itu dapat menyebabkan harga saham eBay naik lebih dari 75 persen hingga 100 persen dari level saat ini.

IMF pada Senin (21/1) memproyeksikan pertumbuhan global sebesar 3,5 persen pada 2019 dan 3,6 persen pada 2020, masing-masing 0,2 persentase poin dan 0,1 persentase poin di bawah proyeksi Oktober lalu.

Meskipun menyebut revisi penurunan itu "rendah", IMF mengatakan risiko-risiko terhadap koreksi turun lebih signifikan meningkat di tengah ketegangan perdagangan global dan mengetatnya kondisi-kondisi keuangan, menurut laporan World Economic Outlook terbaru.

Di sisi ekonomi, pasar properti AS telah menunjukkan momentum perlambatan. Penjualan "existing home" AS (rumah yang sebelumnya telah dimiliki atau rumah yang sudah dibangun sebelumnya selama satu bulan atau dikenal juga dengan home resales/rumah bekas), jatuh 6,4 persen ke tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman 4,99 juta unit pada Desember 2018, level terendah sejak November 2015, National Association of Realtors mengatakan pada Selasa (22/1).

Harga rumah juga bergerak naik, karena pasar telah dibebani dengan kenaikan suku bunga kredit kepemilikan rumah (hipotek), serta kekurangan lahan dan tenaga kerja.