IMS bantu Sulteng tingkatkan kapasitas jurnalis peliput bencana

id IMS,AJI PALU,JURNALIS

IMS bantu Sulteng tingkatkan kapasitas jurnalis peliput bencana

Head of Rapid Response IMS Andreas Sugar menjelaskan maksud kunjungan IMS bersama Tempo Institute dan Danwatch Copenhagen dalam dialog dengan para Pemred dan jurnalis di Sekretariat AJI Kota Palu, Rabu (23/1) (Antaranews Sulteng/Rolex Malaha)

Pers memiliki peras strategis untuk menjamin transparansi dan akuntabilitas penggunaan dana bantuan untuk korban bencana
Palu (Antaranews Sulteng) - International Media Support (IMS) yang berpusat di Copenhagen, Denmark, menyatakan siap membantu meningkatkan kapasitas para jurnalis di Sulawesi Tengah dalam meliput bencana dan penanganan pascabencana termasuk melakukan liputan investigasi.

"Masih banyak hal besar yang harus diliput jurnalis terkait penanganan pascabencana, untuk itu IMS melalui Tempo Institut akan bekerja sama menyelenggarakan kegiatan peningkatan kapasitas jurnalis," kata Mardiyah Chamim dari Tempo Institute dalam dialog dengan para pemimpin redaksi media massa dan jurnalis di Sekretariat Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Palu, Rabu.

Hadir dalam acara tersebut Andreas Sugar selaku Head of Rapid Response IMS Denmark, Rangga dari IMS Srilanka, Jasper Nymnark selaku Executive Danwatch Copenhagen serta konsultas IMS di Indonesia Kristiawan.

Menurut Mardiyah, selain peningkatan kapasitas jurnalis, pihaknya mengajak para jurnalis untuk membangun kerja sama dalam liputan bersama untuk mengangkat isu-isu penting terkait penanganan pascabencana, seperti apa saja yang akan dan sudah dilakukan, bagaimana penggunaan bantuan-bantuan domestik dan internasional untuk para korban serta kondisi para penyintas yang mencapai puluhan ribu orang.

Head of Rapid Response IMS Andreas Sugar menilai setelah dua-tiga bulan pascabencana gempa bumi, tsunami dan likuefaksi pada 28 September 2018, intensitas pemberitaan mengenai bencana Palu, Sigi, Donggala ini semakin sepi, padahal masyarakat internasional ingin mengetahui bagaimana upaya yang sudah dilakukan dalam pemulihan serta penggunaan bantuan-bantuan.

IMS, kata Sugar, memiliki kepedulian tinggi dalam membantu jurnalis di Sulteng untuk meliput bencana yang berdampak sangat luas dan berat ini.

"Satu hari setelah bencana, IMS sudah menelepon AJI Jakarta untuk menanyakan apa yang bisa dilakukan untuk membantu jurnalis dalam liputan bencana itu. Karena waktu itu komunikasi agak sulit, baru 10 hari kemudian IMS menerima dua proposal dari AJI Jakarta, satu mengenai dukungan sarana dan fasilitas dan satu lagi kebutuhan 'trauma healing' untuk jurnalis," ujarnya.

Namun karena keterbatasan dana, IMS baru bisa membantu penyelenggaraan trauma healing untuk jurnalis dan keluarganya yang telah diselenggarakan di Palu pada November 2018.

Sementara itu Jasper Nymark dari Danwatch Copenhagen, sebuah organisasi media yang fokus pada kegiatan pengembangan liputan investigasi, berharap jurnalis Sulteng bisa mengembangkan model jurnalisme ini guna mendorong munculnya pertanggungjawaban yang transparan dan benar terhadap penggunaan seluruih sumber daya bagi pemulihan kondisi penyintas dan juga wilayah.

"Pers memiliki peran signifikan dalam menjamin bahwa dana-dana bantuan digunakan secara bertanggung jawab, transparan dan tepat sasaran, bukannya masuk ke kantong pribadi untuk memperkaya pihak-pihak tertentu," ujarnya.

Dalan dialog itu terungkap pula bahwa liputan kebencanaan di Palu, Sigi dan Donggala diakui semakin menurun internsitasnya karena jurnalis masih dalam tahap pemulihan secara ekonomi, sementara perhatian pihak-pihak luar terhadap pemulihan ekonomi jurnalis ini sangat minim.

"Para wartawan di sini semuanya adalah korban bencana. Cukup banyak yang kehilangan pekerjaan karena medianya tidak bisa terbit akibat hancur dihantam bencana. Jurnalis televisi misalnya, puluhan orang yang kini menganggur," ujar seorang wartawan.

Ketua AJI Muh. Iqbal mengemukakan bahwa melalui bantuan sejumlah pihak, beberapa wartawan yang kehilangan alat kerja seperti kamera dan laptop sudah mendapatkan alat kerja baru.  
 Najwa Shihab (kiri) berbincang bersama Kepala Biro Umum Setjen Kemhan Marsma TNI Yusuf Jauhari (tengah) dan Direktur Galeri Foto Jurnalistik Antara (GFJA) Oscar Motuloh (kanan) saat peluncuran buku "Lombok-Palu-Dongala Rev!val" di Galeri Foto Jurnalistik Antara, Pasar Baru, Jakarta, Jumat (2/11/2018). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/foc.