BPBD: Belum ada instruksi relokasi warga dekat eks-likuefaksi

id Bencana, relokasi, bpbd

BPBD: Belum ada instruksi relokasi warga dekat eks-likuefaksi

Sisa puing masjid jami Al-Furqan Kelurahan Petobo, Kacamatan Palu Selatan, Kota Palu yang dihantam likuifaksi 28 September 2018. (Antaranews Sulteng/Moh Ridwan

Palu (Antaranbews Sulteng) - Bandan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palu menyebut belum ada instruksi dari pemerintah setempat untuk merelokasi warga yang bermukim pada radius tertentu dekat lokasi eks-likuefaksi di Kota Palu, Sulawesi Tengah. 

"Pemerintah masih mengkaji apakah wilayah yang dekat eks-likuefakai masuk dalam zona berbahaya," kata Kepala BPBD Kota Palu Prealy Tampubolon saat dihubungi, Kamis. 

Presly menjelaskan,  berdasarkan peta zona rawan bencana, zona yang tidak dapat lagi dimanfaatkan untuk pembangunan permukiman yakni lokasi bekas pencairan tanah. 

Di Kota Palu, terdapat dua wilayah yang porak-poranda akibat dihatam likuefaksi yakni Kelurahan Balaroa Kecamatan Palu Barat dan Kelurahan Petobo Kecamatan Palu Selatan. Meski sebagian wilayah tersebut rusak berat, namun masih ada pemukiman yang berdiri kokoh dan masih ditinggali pemiliknya diradius yang cukup dekat dari zona berbahaya.

"Kami menggandeng Badan Pertanahan Nasional setempat melakukan kajian berapa radius yang tidak boleh dikembangkan untuk lahan pemukiman, " ujar mantan Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Kota Palu ini. 

Lebih lanjut Presly menjelaskan, sejauh ini Dinas Penataan Ruang Kota Palu juga sedang melakukan kajian dan rencananya kawasan yang masuk zona berbahaya itu akan dipasang pembatas sebagai ruang pengaman termasuk kajian pemukiman-pemukiman dilihat dari aspek-aspek kerentanan sekitarnya demi kenyamanan warga. 

"Jika tidak berbahaya, tentu ada kebijakan pemerintah memutuskan dengan catatan ada radius tertentu dari kawasan tersebut," katanya. 

Bencana gempa bumi, tsunami dan likuefaksi 28 September 2018 melanda Kota Palu, Kabupaten Donggala, Sigi dan Parigi Moutong (Padagimo) menelan 4.340 korban jiwa, korban hilang 667 orang dan korban jiwa yang tidak teridentifikasi sebanyak 1.016 orang.

Korban jiwa meninggal tersebar berada di Kota Palu sebanyak 2.141 orang, sedangkan Kabupaten Sigi 289 orang, Donggala 212 orang dan Parigi Moutong 15 orang.

Sementara data rumah rusak ringan di Kota Palu tercatat 17.293, rusak sedang 12.717 dan rusak berat 9.181 dan rumah hilang 3.673. 

Kabupaten Sigi rumah rusak ringan 10.612, rusak sedang 6.480 dan rusak berat 12.8 serta rumah hilang 302. 

Kabupaten Donggala rumah rusak ringan 7.989 rumah, rusak sedang 6.099 dan rusak berat 7.215 sedangkan yang hilang 75 rumah.

Kabupaten Parigi Moutong rumah rusak ringan 4.191, rusak sedang 826 dan rusak berat 533.
Baca juga: Pemda Cilegon bantu Rp1,6 miliar, Jerman 25 juta Euro untuk rekonstruksi pascabencana
Baca juga: Korban jiwa bencana Sulteng capai 4.340 orang
Baca juga: BPBD dorong pengembangan hutan bakau di Teluk Palu