Trump pertimbangkan Herman Cain untuk kursi anggota dewan FED

id trump

Trump pertimbangkan Herman Cain untuk kursi anggota dewan FED

Presiden Amerika Serikat Donald Trump (Reuters/Christian Hartmann/Pool)

Washington,  (Antaranews Sulteng) - Presiden AS Donald Trump sedang mempertimbangkan mantan eksekutif jaringan pizza dan kandidat presiden dari Partai Republik Herman Cain untuk kursi di Dewan Federal Reserve, seorang pejabat senior pemerintah mengatakan pada Kamis (31/1).

Cain bertemu dengan Trump di Gedung Putih pada Rabu (30/1), kata pejabat tersebut. Keputusan tentang pencalonannya membutuhkan persetujuan Senat, sehingga belum final.

Gedung Putih tidak segera menanggapi permintaan atas pernyataan tersebut. Melalui seorang asisten, Cain menolak berkomentar. Berita itu pertama kali dilaporkan oleh Bloomberg.

Saat ini ada dua lowongan dari tujuh anggota dewan Fed. Anggota dewan memberikan suara untuk menetapkan suku bunga setiap kali para gubernur bank sentral AS bertemu, menjadikan mereka di antara pejabat paling kuat di Amerika untuk kebijakan ekonomi.

Trump sebelumnya mencalonkan mantan staf Fed, Nellie Liang, dan ekonom Carnegie Mellon University, Marvin Goodfriend, untuk mengisi kekosongan tersebut, namun demikian pencalonan keduanya menjadi layu di Senat. Awal bulan ini, Liang menarik diri dari pencalonan dan nominasi Goodfriend berakhir pada akhir tahun lalu ketika Kongres sebelumnya menundanya.

Penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan ada daftar besar kandidat untuk dua slot dewan Fed.

Cain, 73 tahun, memiliki pengalaman dengan The Fed, menjabat sebagai direktur di Federal Reserve Bank of Kansas City dari 1989 hingga 1996. The Kansas City Fed adalah salah satu dari 12 bank Fed regional yang membantu memproses pembayaran dalam sistem perbankan AS dan yang presidennya secara bergiliran memilih kebijakan suku bunga. Direktur-direktur bank Fed regional membantu mengawasi operasi.

Cain membuat peruntungannya sebagai kepala eksekutif Godfather's Pizza sebelum mengajukan tawaran untuk pencalonan presiden dari Partai Republik pada 2012.

Dia memimpin jajak pendapat untuk sementara waktu selama kontes pencalonan Partai Republik, didukung oleh proposal pajak 9-9-9 yang ditanda tanganinya, yang akan mengenakan pajak perusahaan, pendapatan dan penjualan rata-rata 9 persen.

Namun popularitasnya merosot di tengah tuduhan pelecehan seksual dari beberapa wanita, yang ia bantah sebagai "sepenuhnya salah."

Pada akhirnya, Mitt Romney, sekarang seorang senator AS dari Utah, memenangkan nominasi Partai Republik 2012. Dia kalah dalam pemilihan oleh mantan Presiden Barack Obama.