Pemerintah perlu mendorong petani kembali kembangkan kelapa dalam

id kelapa dalam

Pemerintah perlu mendorong petani kembali kembangkan kelapa dalam

Ilustrasi - Areal perkebunan kelapa dalam - (Antaranews Sulteng/Istimewa)

Palu (Antaranews Sulteng) - Achrul Udaya,seorang pemerhati pertanahan dan perkebunan di Sulawesi Tengah mengatakan pemerintah perlu mendorong para petani di daerah itu untuk kembali mengembangkan komoditi kelapa dalam guna memenuhi permintaan pasar yang setiap tahunnya meningkat cukup mengembirakan.

Permintaan konsumen baik dalam maupun luar negeri terhadap komoditi tersebut, kata dia, Selasa, cukup tinggi, namun produksi petani di Sulteng dalam kurun beberapa tahun terakhir ini terus menurun drastis.

Hal tersebut dikarenakan kebanyakan pohon kelapa di Sulteng sudah kurang produktif akibat pengaruh usia. Selain itu banyak pohon kelapa ditebang baik dijual maupun digunakan sendiri oleh para petani untuk bahan bangunan, menyusul harga bahan bangunan kayu cukup mahal di pasaran.

Di satu sisi, kata Achrul, yang juga Ketua Bidang Perdagangan Kadin Provinsi Sulteng itu, pemerintah daerah terkesan terlambat melakukan peremajaan kelapa dalam.

Dalam beberapa tahun ini, program peremajaan dilakukan oleh pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten dengan memanfaatkan dana APBN dan APBB.Tetapi karena danannya terbatas, maka pengembangan kelapa dalam di daerah ini berjalan lamban, sedangkan tanaman kelapa merupakan tanaman yang butuh waktu cukup lama baru bisa menghasilkan.

Karena itu, pemerintah perlu lebih gencar lagi mendorong para petani di semua daerah di Sulteng, kecuali Kota Palu lahan perkebunan tidak tersedia lagi untuk kembali melakukan peremajaan dan juga menanam kelapa di lahan yang kosong.

"Jangan sampai Sulteng yang selama ini di kenal di Pulau Sulawesi sebagai salah satu daerah penghasil kopra/kelapa, suatu saat justru berbalik menjadi pengimpor komoditi perkebunan tersebut," ujarnya.

Data Dinas Perkebunan Sulteng menyebutkan produksi kelapa dalam di Sulteng terbesar di Kabupaten Banggai dengan produkti rata-rata per tahunnya mencapai 46.538 ton, menyusul Kabupaten Parigi Moutong 36.870 ton dan Kabupaten Donggala sebanyak 28.147 ton.