Anggota DPR RI asal Sulteng kunjungi lokasi banjir bandang di Sigi

id sungai bangga,muhiddin

Anggota DPR RI asal Sulteng kunjungi lokasi banjir bandang di Sigi

Banjir landa Desa Kapiroe, Kecamatan Palolo, Sigi.Ratusan kendaraan terjebak. (Anas Masa) (Anas Masa/)

Sigi, Sulteng (Antaranews Sulteng) - Anggota DPR RI asal Sulawesi Tengah Muhiddin Moh. Said mengunjungi lokasi banjir bandang di Desa Bangga,Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi, Selasa, guna mendengarkan aspirasi masyarakat yang ditimpa bencana.

Anggota Komisi V yang membidangi infrastruktur ini juga meninjau Sungai Bangga yang banyak ditimpuk berbagai meterial kayu dan batu-batuan.

"Ini tidak bisa ditangangi oleh Pemkab Sigi sendiri.Harus ditangani oleh pemerintah pusat," kata dia.

Masalahnya, pengerukan sungai yang dilakukan sekarang ini oleh Dinas Pekerjaan Umum Sigi memmbutuhkan anggaran yang cukup besar sehingga harus melibatkan pemprov sulteng dan pemerintah pusat.

Menurut dia, untuk sementara ini, apa yang telah dilakukan oleh Pemkab Sigi dengan mengeruk sungai perlu diapresiasi.

"Saya mendukung dan memberi apresiasi kepada Pemkab Sigi yang telah melakukan upaya normalisasi guna mengantisipasi banjir yang sama saat musim hujan tiba," kata dia.

Muhiddin juga berusaha untuk memperjuangkan agar Sigi mendapatkan anggaran dari pemerintah pusat untuk normalisasi DAS Bangga tersebut.

Kondisi DAS Bangga cukup memprihatinkan karena terjadi pendangkalan dan banyak limbah kayu dalam sungai yang sudah tertimbun pasir dan batuan. Jika tidak segera dilakukan pengerukan, ketika banjir, airnya dipastikan meluap ke permukiman warga di beberapa desa di sekitarnya.

Sejumlah sungai lainnya di Kabupaten Sigi yang rawan banjir selain Sungai Bangga, antara lain Sungai Kulawi, Sungai Salua, dan Sungai Gumbasa . Banjir bandang selain karena fenomena alam, juga karena fungsi hutan terus berkurang akibat dampak pembukaan lahan untuk kebun masyarakat.

Bupati Sigi Irwan Lapata meminta masyarakat tidak lagi membuka kebun baru di sepanjang DAS untuk mencegah banjir dan longsor.

Dia mengajak masyarakat menanam pohon termasuk di lahan-lahan yang terlihat tandus karena fungsi utama hutan sebagai daerah penyangga air untuk kebutuhan manusia maupun makhluk hidup lainnya.

"Jadikan hutan sebagai kawan dan bukan lawan. Artinya jaga hutan agar tetap terpelihara dengan baik," ujarnya.