Pemerintah estimasi 5.000 Hutap dibangun di Palu

id Huntap, gunaan tetap, palu, pengungsi

Pemerintah estimasi 5.000 Hutap dibangun di Palu

Pengungsi korban likuefaksi Kelurahan Petobo, Kota Palu mulai beraktivitas dan tinggal di hunian sementara (Huntara) sebelum mendapat hunian tetap (Huntap) dari pemerintah. (Antaranews Sulteng/Moh Ridwan)

Palu (Antaranews Sulteng) (ANTARA) - Pemerintah melalui Kemementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengestimasi pembangunan hunian tetap (Huntap) untuk korban bencana gempa, tsunami dan likuefaksi di Kota Palu, Sulawesi Tengah sebanyak 5.000 unit. 

"Pembangunan hunian tetap disesuaikan dengan data korban yang rumahnya hilang akibat tsunami dan likuefaksi," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palu Presly Tampubolon, Senin. 

Pembangunan huntap merupakan upaya pemerintah memenuhi kebutuhan dasar korban bencana sesuai peraturan Perundang-Undangan. 

Presly memaparkan, konstruksi huntap untuk korban bencana Palu sesuai Standar Nasional Indoneaia (SNI) dan tentunya tahan terhadap guncangan, mengingat Kota Palu masuk dalam daftar salah satu daerah rawan gempa. 

"Pemerintah menjamin kenyamanan masyarakat yang tinggal dihunian itu nanti, sehingga kualitas bangunan yang diutamakan, " ungkap mantan Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Kota Palu ini. 

Sesuai penetapan lahan relokasi, saat ini pemerintah menyediakan tiga lokasi pembangunan huntap, dianyaranya Kelurahan Duyu, Talise dan Tondo berada dilokasi lahan Hak Guna Bangunan milik pemerintah Kota Palu.

Sedangkan lokasi pembangunan huntap untuk korban likuefaski di Kelurahan Petobo, pemerintah setempat masih melakukan negosiasi dengan pemerintah Kabupaten Sigi guna pembebasan lahan di wilayah timur perbatasan kedua daerah tersebut. 

"Pemerintah sedang melakukan upaya, mudah-mudahan Menteri dalam Negeri mengeluarkan keputusan pergeseran batas wilayah karena lahan tersebut belum dilakukan pembebasan, " tambahnya. 

Dia menyebut, saat ini telah dibangun satu unit hunian sebagai contoh huntap dengan ukuran bangunan 10x15 meter atau model tipe 36, anggaran konstruksi kurang lebih Rp50 juta per unit. 

Menurut Presly, pemerintah tidak menutup diri jika ada pihak lain ikut membantu membangun huntap, sepanjang tidak bertentangan dengan atruan yang sudah ditetapkan. 

"Pihak yang ingin berpartisipasi tentunya harus berkoodinasi dengan PUPR sebagai penanggungjawab pelaksanaan konstruksi," ucapnya. 

Pencanangan pembangunan huntap direncanakan 4 Maret 2019, sebagai tahap awal di Kelurahan Duyu akan dibangun sebanyak 500 hunian, sedangkan Talise dan Tondo dibangun 1.000 unit hunian.