Korban bencana Sulteng peduli terhadap Pemilu 2019

id korban bencana,likuefaksi,gempa

Korban bencana Sulteng peduli terhadap Pemilu 2019

Sebuah baliho Pemilu 2019 terpasang di kawasan pengungsian warga korban bencana gempa dan likuifaksi di Kelurahan Petobo, Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (10/1/2019). Pemasangan baliho pada sejumlah tempat di Kota Palu itu guna mensosialisasikan serta mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dan mensukseskan Pemilu 17 April mendatang. ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah/ama.

Palu (ANTARA) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulawesi Tengah mengemukakan bahwa korban bencana gempa, tsunami dan likuefaksi di daerah ini cukup peduli dan bergairah menyambut pesta demokrasi Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden 2019.

"Ada beberapa faktor yang secara langsung memengaruhi tingkat kepedulian dan partisipasi korban bencana terhadap Pemilu 2019," ucap Komisioner KPU Sulteng Bidang Partisipasi Masyarakat, Sumber Daya Manusia dan Sosialisasi, Sahran Raden, di Palu, Selasa.

Menurut Sahran, jauh sebelum bencana gempa, tsunami dan likuefaksi menghantam tiga kabupaten dan satu kota di Sulteng, korban telah memiliki calon legislatif yang nantinya akan dipilih pada 17 April mendatang.

Hal itu sangat berpengaruh terhadap korban bencana yang saat ini berada di lokasi pengungsian di empat daerah tersebut. Karena itu, sekalipun korban berada di lokasi pengungsian, antusiasme dan semangat untuk berpartisipasi pada 17 April nanti tidak surut.

Hadirnya kandidat legislatif tingkat kabupaten/kota yang daerah pemilihannya terdapat lokasi-lokasi pengungsian, juga secara langsung turut serta menyosialisasikan Pemilu 2019, sekaligus meningkatkan antusiasme korban bencana terhadap pemilu.

"Korban bencana sejauh ini tetap peduli dengan pesta demokrasi. Mereka tidak cuek, tidak acuh tak acuh terhadap Pemilu 2019," ujar Akademisi non-aktif Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu itu.

Mantan Ketua Ansor Sulawesi Tengah itu mengutarakan faktor yang membuat masyarakat korban bencana peduli terhadap pemilu yakni gencarnya sosialisasi yang dilakukan oleh jajaran penyelenggara pemilu di lokasi-lokasi pengungsian.

KPU Provinsi Sulteng sendiri telah menggelar sosialisasi pemilu 2019 di lokasi pengungsian korban bencana gempa dan likuefaksi Kelurahan Petobo sebanyak tiga kali. Sosialisasi pemilu terhadap korban gempa dan tsunami di Kelurahan Tondo satu kali dan Kelurahan Balaroa sekali.

Karena itu, KPU selaku penyelenggara pemilu optimis bahwa partisipasi korban bencana di lokasi pengungsian akan meningkat.

Namun demikian, aku Sahran, umumnya korban bencana tersebut menanyakan mengenai status mereka pascabencana dalam daftar pemilih tetap.

Terlepas dari itu, pelaksanaan Pemilu 2019 di Sulawesi Tengah untuk empat daerah yang beririsan langsung dengan bencana gempa, tsunami dan likuefaksi menjadi tantangan tersendiri bagi KPU.

Dimana, sebut Sahran, pemilu yang beririsan dengan musibah bencana berdampak pada kesiapan warga mengikuti Pemilu, berdampak pada tingkat partisipasi dan tata kelola penyelenggaraan pemilu, termasuk di dalamnya data pemilih, kampanye dan calon yang meninggal.

Hingga saat ini, data KPU Sulawesi Tengah mnencatat jumlah pemilih pada Pemilu 2019 di Sulteng sebanyak 1.952.850 orang.