"Selama di lokasi KKN, kami tidak menerima laporan, baik dari masyarakat, pemerintah desa atau sesama mahasiswa terkait perilaku dan perbuatan yang tidak menyenangkan," ucap Prof Asy'ari, di Palu, Rabu.
Pelaksanaan KKN berlangsung di 6 kecamatan untuk Kabupaten Parigi Moutong di ikuti 250 mahasiswa, Kecamatan Biromaru untuk Kabupaten Sigi dan di kampus IAIN Palu, dengan total peserta 397 mahasiswa.
Asy'ari mengakui bahwa mahasiswa telah kembali dari lokasi KKN ke kampus pada tanggal 25 Maret 2019. Penarikan itu dilakukan serentak.
"Penarikkan ini dilakukan di masing-masing kecamatan, dan secara otomaris melibatkan pemerintah kecamatan," sebut Asy'ari.
Ia mengemukakan, sebelum turun ke lokasi KKN. Panitia dan pihak LP2M telah menekankan kepada mahasiswa untuk melaksanakan kegiatan non-fisik sebanyak 80 persen dan fisik 20 persen.
Kegiatan non-fisik sebesar 80 persen itu, urai dia, meliputi kegiatan sosial-keagamaan, pembinaan akhlak, pengajian, pembinaan di madrasyah, taman pengajian alquran, panti asuhan, rumah ibadah.
Kegiatan non-fisik ini, sebut dia, sebagai bentuk pengabdian di tengah masyarakat. Karena itu, dalam pengabdian itu, harus mengedepankan etika atau akhlak.
kata dia, peserta KKN harus menonjolkan Islam rahmatan lilalaamin, atau Islam yang dapat bergandengan tangan atau bersahabat dengan agama apapun.
"Tunjukkan jati diri IAIN Palu, bahwa mahasiswa IAIN Palu dapat berperan untuk penyatuan umat, membangun persaudaraan antarsesama manusia," katanya.
