Pengungsi Suriah butuh perlengkapan sanitasi

id suriah

Pengungsi Suriah butuh perlengkapan sanitasi

Pengungsi Suriah di Kamp Pengungsian Ajlun, Jordania, Rabu (27/3/2019), menyeret paket bantuan dari Dharma Wanita Persatuan Kedutaan Besar RI (DWP KBRI) Amman dalam baksos peringatan Hari Ibu Jordania, yang berisi sembako dan perlengkapan sanitasi bagi perempuan. (ANTARA/Azizah Fitriyanti)

Selama hampir dua tahun bertugas, kami sudah melakukan tiga kali bakti sosial, waktu kami ke kamp pengungsian Palestina di Gaza, kami mendapati bahwa perempuan di sana banyak yang terkena penyakit karena tidak punya perlengkapan sanitasi yang memadai

Amman (ANTARA) - Perempuan dan anak-anak perempuan pengungsi Suriah yang berada di Jordania membutuhkan bantuan perlengkapan sanitasi.

Ketua Dharma Wanita Persatuan Kedutaan Besar RI (DWP KBRI) di Jordania Ismi Rachmianto di Ajlun, Jordania, Rabu, berkomitmen untuk menyertakan perlengkapan sanitasi bagi perempuan di setiap kegiatan bakti sosial untuk pengungsi.

"Selama hampir dua tahun bertugas, kami sudah melakukan tiga kali bakti sosial, waktu kami ke kamp pengungsian Palestina di Gaza, kami mendapati bahwa perempuan di sana banyak yang terkena penyakit karena tidak punya perlengkapan sanitasi yang memadai," ujar dia.

Termasuk, katanya, pada saat bakti sosial untuk pengungsi Suriah dan warga fakir miskin di Ajlun, Jordania, yang diselenggarakan sekaligus memperingati Hari Ibu Jordania pada 21 Maret.

DWP KBRI Amman berhasil menyalurkan bantuan berupa 150 paket sembako dan 150 paket sanitasi senilai hampir 3.000 dolar AS atau setara Rp58 juta.

Berdasarkan hasil kunjungan DWP ke beberapa kamp sebelumnya, anak perempuan balig dan perempuan pengungsi lebih rentan terhadap penyakit saat mereka menstruasi karena menggunakan pembalut/tampon seadanya, yang menurut Ismi, biasanya dari pakaian bekas.

Lebih dari itu, kelompok rentan tersebut juga kesulitan membersihkan diri karena akses air dan sabun juga dianggap kebutuhan mewah.

"Daripada untuk beli pembalut atau sabun, uangnya bisa untuk beli roti, bisa makan tiga kali, tagihan air di sini juga tinggi, jadi harus hemat air," kata Ismi.

Ismi pun mengakui bantuan DWP sebanyak 150 paket tentu tidak cukup bagi ratusan ribu pengungsi Suriah di Jordania, yang menurut UNHCR mencapai 700 ribu orang, dan angka itu bisa banyak lagi mengingat pertambahan anak-anak yang lahir di pengungsian.

"Meskipun sedikit, kami harap saudara-saudara sekalian menerimanya dengan senang hati, kami dari Indonesia mengirim pesan damai dan insya Allah keadaan akan menjadi lebih baik," kata Ismi dalam sambutan penyerahan bantuan di Aula Hashimite Ajlun, salah satu kantong pengungsi Suriah di Jordania, Rabu.