Wali Kota : Lapak PKL di hutan kota gratis untuk korban tsunami

id Hidayat,Hutan kota,Lapak,PKL

Wali Kota : Lapak PKL di hutan kota gratis untuk korban tsunami

Wali Kota Palu Hidayat mendengar aspirasi Nur Hayati dan suaminya Abidin, PKL korban tsunami di kawasan eks Anjungan Nusantara yang kini berjualan di kawasan Hutan Kota Kaombona, Senin siang (1/4). (Antatanews Sulteng/Muh. Arsyandi)

Pokoknya bapak ibu berjualan di sini gratis. Tidak ada namanya pungutan-pungutan. Lahan kami sediakan tinggal bapak ibu berjualan di sini
Palu (ANTARA) - Wali Kota Palu Hidayat menegaskan Pemerintah Kota Palu tidak memungut uang sepeserpun kepada Pedagang Kreatif Lapangan (PKL) di kawasan Hutan Kota Kaombona.

"Pokoknya bapak ibu berjualan di sini gratis. Tidak ada namanya pungutan-pungutan. Lahan kami sediakan tinggal bapak ibu berjualan di sini," kata Hidayat kepada sejumlah PKL saat meninjau pengerjaan kawasan Hutan Kaombona, Senin sore (1/4).

Pemkot Palu kata Hidayat menyiapkan sekitar 300 lapak di kawasan tersebut dan diutamakan bagi seluruh PKL di kawasan Teluk Palu yang menjadi korban tsunami.

Mengingat pascatsunami pemerintah pusat melalui Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah dan Pemerintah Kota Palu telah mengeluarkan larangan secara lisan maupun tulisan baik untuk tidak tinggal 200 meter dari bibir pantai, mendirikan tempat tinggal dan berjualan.

"Tiap pelapak diberi lahan seluas dua kali dua meter. Kawasan ini akan kita lengkapi dengan lampu penerangan dan akan kita pasangkan meteran listrik per enam lapak. Nanti tagihannya patungan antar pelapak," ucapnya.

Dia menjelaskan dana pembangunan lapak dan penyediaan fasilitas umum bagi seluruh PKL korban tsunami maupun pengunjung di sana semua ditanggung Pemkot Palu, baik melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) maupun melalui institusi atau perusahaan swasta.

"Kita meminta BUMN-BUMN seperti BRI (Bank Rakyat Indonesia) agar membantu pembangunan kawasan ini melalui dana CSR-nya. Yayasan Buddha Tzu Chi membantu 200 lapak dan BRI 100 unit lapak," sebutnya.

Dia berharap pembangunan kawasan tersebut dapat dikebut dan rampung dalam waktu dekat agar para pelapak yang saat ini masih menganggur dapat segera berjualan.

Nur Hayati salah satu pelapak korban tsunami di kawasan Anjungan Nusantara mengaku sangat bersyukur atas bantuan tersebut. Terlebih dia dan para pelapak tidak dipungut sepeserpun.

"Saya baru mau berjualan di sini. Alhamdulillah bisa ketemu langsung dengan pak Hidayat (Wali Kota Palu) dan menyampaikan mengenai itu semua," katanya.

Dia dan ratusan PKL yang menggantungkan hidup dari usaha cafe kecil-kecilan di kawasan Teluk Palu berharap dapat segera berjualan di kawasan tersebut sembari menunggu penyelesaian pembangunan kawasan itu oleh Pemkot Palu.

"Sejak bencana sampai sekarang saya tidak berjualan. Jadi saya dengan keluarga hanya berharap bantuan," imbuhnya.***