Muhammadiyah: masyarakat jangan terprovokasi media sosial

id Muhamadiyah,Hasil pemilu

Muhammadiyah: masyarakat jangan terprovokasi media sosial

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (6/8/2018). Foto ANTARA Agus Salim.

Masyarakat hendaknya tidak terlalu terpengaruh suasana oleh banyaknya hasil hitung cepat (quick count), exit poll dan lain-lain yang disajikan di media massa, media sosial dan ruang publik,
Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengimbau masyarakat agar tidak terprovokasi oleh postingan warganet di media sosial usai pemungutan suara Pemilihan Umum 2019.

"Masyarakat hendaknya tidak terlalu terpengaruh suasana oleh banyaknya hasil hitung cepat (quick count), exit poll dan lain-lain yang disajikan di media massa, media sosial dan ruang publik," kata Haedar kepada wartawan di Jakarta, Kamis.

Khusus hitung cepat, dia mengatakan itu adalah sebuah kerja ilmiah hasil-hasil survei. Itu merupakan sajian hitungan atau data yang patut dihormati tetapi sama sekali tidak mempengaruhi dan menentukan hasil Pemilu.

Hasil perhitungan internal maupun dari luar, lanjut dia, hendaknya tidak dijadikan rujukan kemenangan karena patokan resmi mengenai hasil Pemilu sepenuhnya berada dalam kewenangan Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Apabila terdapat masalah-masalah dalam proses penghitungan hendaknya ditempuh melalui mekanisme perundang-undangan yang dijamin konstitusi.

Dia juga mengajak masyarakat untuk tetap tenang dan bersabar menunggu hasil penghitungan dan pengumuman resmi dari KPU soal hasil Pemilu 2019.

"Mengajak semua pihak untuk 'cooling down' yang ditunjukkan dengan sikap menahan diri, menjaga ketenangan dan bersabar menunggu hasil penghitungan dan pengumuman resmi dari KPU," kata dia.

Hendaknya, kata dia, semua pihak menghormati pilihan rakyat dan menerima hasil-hasil Pemilu yang secara resmi akan diumumkan oleh KPU dengan jiwa besar, ksatria, lapang hati dan bijaksana.

Apabila terdapat persengketaan, lanjut dia, Pemilu hendaknya diselesaikan secara hukum yang dijamin konstitusi disertai jiwa musyawarah untuk kemaslahatan bersama sebagaimana menjadi karakter bangsa Indonesia yang religius, berbudaya luhur dan terkandung dalam sila keempat Pancasila.

Bagi kontestan Pemilu dan pendukungnya, Haedar mengajak agar tidak membuat pernyataan spekulatif dan konfrontatif yang dapat menjadikan suasana pascaPemilu dan kehidupan kebangsaan menjadi tidak kondusif.

Kepada warga persyarikatan Muhammadiyah, dia mengimbau agar menjadi teladan utama dalam menyikapi hasil-hasil Pemilu, tetap menjaga khittah dan kepribadian serta berdiri di garda depan dalam membangun keutuhan dan kemajuan Indonesia.

Hendaknya tetap menjalin kebersamaan dan merajut persaudaraan serta kerja sama dengan semua elemen bangsa untuk terwujudnya Indonesia yang aman, rukun, damai, moderat dan berkemajuan, katanya.

"Mendesak KPU, Bawaslu dan seluruh jajarannya agar bekerja lebih profesional, jujur, adil, transparan dan independen sehingga proses penghitungan dan hasil Pemilu betul-betul terpercaya, objektif dan seksama serta diumumkan tepat waktu sehingga dapat diterima secara objektif oleh semua pihak," katanya.

Baca juga: Haedar Nasir harapkan tokoh Muhammadiyah menjadi teladan