Palu (ANTARA) - Wali Kota Palu Hidayat mengemukakan ada empat sektor yang terdampak paling parah akibat bencana 28 September 2018 yang harus mendapat prioritas penanganan di masa pemulihan dan rekonstruksi yang ssedang berjalan.
"Ada empat sektor terdampak parah yakni kelautan dan perikanan, pariwisata, tenaga kerja serta UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) dan IKM (Industri Kecil Menengah)," katanya saat menerima kunjungan Japan International Cooperation Agency (JICA) Tokyo Center di ruang kerja Wali Kota Palu, Selasa (7/5).
Sebagian besar penduduk Kota Palu, kata dia, menggantungkan hidup dari empat sektor tersebut.
Di sektor kelautan dan perikanan misalnya, ratusan warga yang berprofesi sebagai nelayan kini tidak bisa melaut akibat alat tangkap dan perahu yang mereka miliki hilang dan rusak akibat tsunami.
"Kita sudah memberikan bantuan berupa perahu, mesin perahu dan alat tangkap seperti jaring. Kita upayakan agar bantuan tersebut dapat diterima oleh semua nelayan," katanya.
Mengingat bantuan yang diberikan belum merata akibat keterbatasan dana APBD Kota Palu sehingga seluruh pihak baik relawan dan instansi terkait serta pemerintah pusat dapat memberikan bantuan kepada nelayan-nelayan yang belum tersentuh bantuan.
"Di sektor IKM dan UMKM juga demikian. Ratusan pelaku UMKM yang berjualan di bibir pantai Teluk Palu sepanjang 7,2 kilometer terkena tsunami dan modal usaha serta peralatan usaha mereka hilang," jelasnya.
Beruntung, lanjutnya, sejumlah pihak seperti dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti Bank BRI dan Bank BNI memberikan bantuan berupa lapak jualan bagi pelaku UMKM di sepanjang bibir Teluk Palu.
"Bisa anda lihat di lapangan Vatulemo dan di kawasan Hutan Kota Kaombona, kini penuh dengan pedagang. Mereka itu sebagian besar dari pantai Talise yang kita pindahkan berjualan di situ," ucapnya.
Dengan begitu, Hidayat yakin sektor UMKM dan IKM dapat berangsur-angsur pulih.
Sementara di sektor tenaga kerja dan pariwisata kata Hidayat, tidak sedikit warga Palu yang menggantungkan hidupnya daru dua sektor tersebut.
"Paling terdampak parah di sektor pariwisata dan tenaga kerja. Di sektor pariwisata itu ada hotel dan ada pusat perbelanjaan atau mall. Di situ paling banyak menyerap tenaga kerja. Kalau ini kembali pulih maka perkonomian di Palu akan kembali pulih," ucapnya.
Pemerintah Kota Palu tidak dapat bekerja sendiri untuk mengatasi persoalan tersebut. Diperlukan bantuan dari berbagai pihak sehingga kondisi perekonomian penduduk dapat kembali pulih sebagaimana Palu sebelum dilanda bencana.
"Saya sangat berharap hotel-hotel dan pusat perbelanjaan ini dapat kembali beroperasi sehingga dapat menyerap banyak tenaga kerja," katanya.
Berita Terkait
Bakti Ridha Ramadhan gandeng inovator muda Kota Palu
Kamis, 28 Maret 2024 12:53 Wib
Pansus II DPRD Palu usulkan ubah nama Kelurahan Vatutela
Kamis, 28 Maret 2024 11:53 Wib
Ombudsman sidak SPBU di Kota Palu pastikan penjualan BBM sesuai takaran
Kamis, 28 Maret 2024 3:19 Wib
Presiden setujui pengadaan kapal roro untuk Sulteng dukung IKN
Rabu, 27 Maret 2024 11:10 Wib
DPRD Palu bahas LPJ Wali Kota Palu Tahun 2023
Rabu, 27 Maret 2024 9:15 Wib
Polda Sulteng tingkatkan kecintaan para generasi muda terhadap Al Quran
Selasa, 26 Maret 2024 19:31 Wib
Presiden Jokowi: Jaga infrastruktur di Kota Palu dibangun pascabencana 2018
Selasa, 26 Maret 2024 18:52 Wib
Presiden Jokowi sebut Bandara Mutiara Palu vital tunjang ekonomi daerah
Selasa, 26 Maret 2024 15:40 Wib