Senin dimulai penyelidikan pembantaian di masjid Christchurch

id Penyelidikan pembantaian Christchurch,Selandia Baru,Christchurch Call

Senin dimulai  penyelidikan pembantaian di masjid Christchurch

Presiden Joko Widodo (kiri) berjabatan tangan dengan Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern selepas pertemuan di Gedung Parlemen, Wellington, Selandia Baru, Senin (19/3/2018). (ANTARA/HO/Biro Setpres)

Wellington, Selandia Baru (ANTARA) - Penyelidikan mengenai pembantaian di masjid Christchurch pada Senin memulai dengar pendapat mengenai bukti, saat Perdana Menteri Jacinda Ardern bersiap memimpin bersama satu pertemuan di Prancis yang mengupayakan dukungan bagi penanggulangan kekerasan daring.

Seorang lelaki bersenjata menewaskan 51 orang di dua masjid di Christchurch pada 15 Maret, sementara ia menyiarkan langsung aksinya di Facebook. Itu adalah penembakan terburuk dalam sejarah Selandia Baru.

Penyelidikan Komisi Kerajaan Selandia Baru akan memeriksa kegiatan tersangka lelaki bersenjata tersebut, penggunaan media sosial dan hubungan internasional, serta apakah ada suasana prioritas yang tidak layak dalam penanggulangan sumber terorisme.

"Temuan komisi ini akan membantu memastikan serangan semacam itu tak pernah terjadi lagi di sini," kata Ardern di dalam satu pernyataan yang mengumumkan komisaris kedua bagi penyelidikan itu, sebagaimana dikutip Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin siang.

Jejaring Komisi Kerajaan tersebut mengatakan akan mengumpulkan keterangan sampai Agustus. Komisi itu akan melaporkan temuannya kepada pemerintah pada 10 Desember.

Sebagian anggota masyarakat Muslim menyerukan hubungan yang lebih baik mengenai penyelidikan tersebut.

"Banyak dari kami di dalam masyarakat Muslim belum menerima keterangan mengenai proses dengar-pendata itu ... jadi banyak di antara masyarakat kami sangat merasa tidak tahu apa-apa," kata advokat masyrakat Guled Mire, yang berpusat di Wellington.

"Akhirnya, kami ingin suara kami didengar dan tidak lagi diabaikan, sangat mengharapkan tindakan dilakukan guna menjamin informasi secara langsung disampaikan kepada anggota masyarakat Muslim," katanya.

Komisi Kerajaan tersebut belum menanggapi permintaan komentar.

Ardern berada di Paris pekan ini untuk secara bersama memimpin satu pertemuan dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Rabu, yang berusaha memimpin pemimpin dunia dan pemimpin perusahaan teknologi menandatangani "Christchurch Call", janji untuk menghapuskan isi ekstremis kekerasan dan teroris di Internet.

Di dalam satu artikel opini di The New Yorks Times pada Sabtu, Ardern mengatakan "Christchurch Call" akan secara sukarela menjadi kerangka kerja yang membuat para penandatangannya berkomitmen untuk melakukan langkah khusus guna mencegah pengunggahan isi teroris.

"Ini bukan mengenai meremehkan atau membatasi kebebasan berbicara. Ini adalah mengenai perusahaan-perusahaan ini dan bagaimana mereka beroperasi," kata Ardern di dalam kolomnya.

Wakil dari Facebook, Google, Twitter dan perusahaan teknologi lain direncanakan menjadi bagian dari pertemuan tersebut, walaupun pemimpin Facebook Mark Zuckerberg takkan hadir.

Facebook mengatakan Nick Clegg, mantan wakil perdana menteri Inggris, dan saat ini menjadi Wakil Presiden Facebook Urusan Global dan Komunikasi, akan menghadiri pertemuan itu.

"Ini adalah masalah yang rumit dan kami berkomitmen untuk bekerjasama dengan pemimpin dunia, pemerintah, ahli keselamatan dan industri dalam pertemuan pekan ini dan setelahnya mengenai kerangka kerja yang jelas mengenai paraturan guna membantu menjaga keselamatan manusia dari bahaya," kata Klegg di dalam pernyataan surel kepada Reuters .

Sumber: Reuters


Perttemuan itu direncanakan diselenggarakan berbarengan dengan pertemuan Teknologi bagi Umat Manusia Menteri Digital G7, yang diketuai oleh Prancis, dan pertemuan puncak terpisah teknologi.

Warga negara Australia Brenton Tarrant, tersangka supremasi kulit-putih, telah menghadapi tuntutan berlapis pembunuhan dalam penembakan massal dan dijadwalkan tampil lagi di pengadilan pada 14 Juni.

Sumber: Reuters