Palu (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Palu, Sulawesi Tengah menyebut hingga kini logistik masih tetap disalurkan kepada pengungsi korban gempa, tsunami dan likuefaksi di daerah itu sambil menunggu penyalurah bantuan sosial jaminan hidup yang dijanjikan pemerintah pusat melalui Kementerian Sosial.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palu, Presly Tampubolon di Palu, Senin, mengatakan, logistik yang disalurkan kepada pengungsi sisa stok yang ada digudang logistik pemerintah.
Sebab, saat ini penanganan korban bencana Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala sudah masuk tahap pasca bencana, sehingga interfensi pemerintah untuk memenuhi kebutuhan dasar melalui bantuan sosial jaminan hidup.
"Yang memegang kendali gudang logistik saat ini adalah Dinas Sosial, diperkirakan stok logistik yang ada tidak mencukupi untuk sebulan kedepan, " ujarnya.
Logostik yang ada di gudang, sebutnya sisa dari tanggap darurat sampai masa transisi bencana yang disediakan hingga Desember 2018 dan Maret 2019.
Meski begitu, Pemkot masih melakukan hitungan-hitungan jika nanti dianggap perlu dilakukan penganggaran logistik makan penetapannya melalui perubahan APBD 2019 menyusul pengungsi akan mendapat jaminan hidup.
"Kalau masih ada pihak lain ingin menyalurkan bantuan untuk pengungsi, Pemkot Palu membuka diri karena ini menyangkut kebutuhan dasar, " tambahnya.
Dikemukakannya, penerima jaminan hidup mendapat tanggungan Rp10.000 per jiwa per hari sesuai mekanisme dan aturan Kemensos.
Guna penyaluran tepat sasaran, tambahnya maka perlu data valid yang dimiliki masing-masing kelurahan sebagai basis data berapa jumlah pengungsi yang sudah masuk di hunian sementara (Huntara), termasuk pengungsi yang masih tinggal di tenda darurat harus diregistrasi agar penyalurannya nanti merata.
Hingga kini Pemkot Palu masih menunggu realisasi penyaluran jaminan hidup dari Kementerian Sosial (Kemensos) untuk pengungsi di daerah itu.
"Dana santunan duka sudah diserahkan kepada ahli waris untuk tahap pertama, kami masih menunggu distribusi jaminan hidup dan dana santunan duka tahap dua, " lanjut mantan Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Kota Palu ini.
Sebelumnya, Walikota Palu, Hidayat meminta Kemensos agar penyaluran jaminan hidup bagi korban gempa, tsunami dan likuefaksi tidak hanya fokus kepada pengungsi yang tinggal di huntara disediakan pemerintah.
Menurutnya, penyaluran harus merata tanpa melihat dimana pengungsi tinggal agar tidak terjadi kecemburuan sosial yang dapat menimbulkan masalah baru di itengah masyarakat.
Baca juga: Sampai Minggu sore baru 1.600 formulir pendaftaran relokasi diisi pengungsi Palu
Baca juga: 30 persen korban bencana Palu masih tinggal di tenda-tenda
Berita Terkait
Wagub Sulteng jamin stok beras cukup saat bulan Ramadhan
Kamis, 7 Maret 2024 19:37 Wib
BPBD Sulteng salurkan bantuan logistik bagi warga terdampak bencana di Buol
Rabu, 6 Maret 2024 14:46 Wib
Polres Touna kawal hasil rekapitulasi suara dari kabupaten ke KPU Sulteng
Rabu, 6 Maret 2024 14:46 Wib
Warga terdampak banjir di Kabupaten Buol butuh logistik
Minggu, 3 Maret 2024 13:07 Wib
Mesir dirikan pusat logistik di Rafah, fasilitasi bantuan ke Gaza
Senin, 19 Februari 2024 7:20 Wib
Bawaslu Kabupaten Sigi pastikan seluruh logistik pemilu sudah di kecamatan
Sabtu, 17 Februari 2024 15:02 Wib
Polda-Sulteng gunakan helikopter jemput logistik dari TPS terpencil
Sabtu, 17 Februari 2024 12:23 Wib
KPU Sigi musnahkan 2.884 surat suara rusak
Selasa, 13 Februari 2024 22:34 Wib