Paris (ANTARA) - Presiden Emmanuel Macron ingin bertemu dengan komandan Libya timur Khalifa Haftar guna mendorong senjata dan melanjutkan kembali pembicaraan damai, kata menteri luar negeri Prancis, Selasa.
Macron pekan lalu menyerukan genjatan senjata bagi pertempuran untuk memperebutkan ibu kota Libya Tripoli setelah menemui Perdana Menteri Libya dukungan PBB Fayez al-Serraj.
Tripoli merupakan rumah bagi pemerintahan yang diakui namun sejumlah negara Eropa seperti Prancis juga mendukung komandan militer Libya timur Haftar sebagai jalan untuk memerangi gerilyawan di sebuah negara yang didera kerusuhan sejak penggulingan Muammar Gaddafi pada 2011.
Sehari setelah pertemuan Macron, pemerintah yang diakui internasional meminta 40 perusahaan asing termasuk perusahaan minyak ternama Prancis, Total agar memperbarui izin mereka, jika tidak maka operasi mereka akan dihentikan.
"Situasi di Libya sangat mengkhawatirkan karena usulan PBB untuk kedua belah pihak - yang hampir mencapai kesimpulan positif - hari ini gagal," kata Jean-Yves Le Drian di hadapan anggota parlemen.
"Inilah alasan mengapa presiden ingin bertemu dengan kedua belah pihak untuk mendukung inisiatif PBB."
Sumber: Reuters
Macron temui Komandan Haftar untuk desak genjatan senjata
Situasi di Libya sangat mengkhawatirkan karena usulan PBB untuk kedua belah pihak - yang hampir mencapai kesimpulan positif - hari ini gagal