Aset Perbankan Sulteng Tumbuh 22,8 Persen

id aset

Aset Perbankan Sulteng Tumbuh 22,8 Persen

Deputi Kantor Perwakilan BI Sulteng Wuryanto (kiri) (antaranews)

Palu, (antarasulteng.com) - Bank Indonesia mencatat total aset perbankan di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) pada triwulan IV/2012 sebesar Rp17,1 triliun, meningkat 22,8 persen dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun lalu sebesar Rp13,9 triliun.

Deputi Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulawesi Tengah Wuryanto di Palu, Senin, mengatakan pertumbuhan aset perbankan di Sulawesi Tengah secara triwulanan tumbuh 0,31 persen, yakni dari Rp17 triliun pada triwulan III/2012 menjadi Rp17,1 triliun pada triwulan IV/2012.

Dia mengatakan pertumbuhan aset itu dipicu adanya pembangunan kantor bank atau cabang baru di sejumlah kabupaten dan kota di Sulawesi Tengah, seperti BRI Syariah, BNI Syariah, Bank Panin dan sejumlah kantor cabang Bank Perkreditan Rakyat (BPR).

Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun perbankan di Sulawesi Tengah hingga triwulan IV/2012 sebesar Rp10,3 triliun, atau meningkat 12,7 persen dibanding triwulan sama pada tahun 2011.

Sedangkan secara triwulanan, DPK pada triwulan IV/2012 turun 1,5 persen, yakni dari Rp10,5 triliun menjadi Rp10,3 triliun.

Bank Indonesia juga mencatat penyaluran kredit perbankan pada triwulan IV/2012 tercatat sebesar Rp14,5 triliun, sehingga rasio total kredit terhadap total dana pihak ketiga (Rasio Loan to Deposits/LDR) sebesar 141,1 persen, atau meningkat apabila dibandingkan dengan triwulan sama pada 2011 yang sebesar 126,4 persen.

Wuryanto mengatakan peningkatan LDR terjadi karena pertumbuhan kredit yang relatif lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan dana.

Sementara itu, lanjutnya, kualitas kredit yang diberikan menunjukkan perkembangan membaik, tercermin dari rasio kredit nonlancar (NPL-gross) yang masih tetap terjaga di level rendah.

Pada triwulan IV/2011 NPL-gross tercatat 2,7 persen, menjadi 2,1 persen pada triwulan III/2012, dan 1,7 persen pada triwulan IV/2012.

Sementara itu, struktur pendanaan bank masih didominasi oleh tabungan yang memiliki pangsa sebesar 64,3 persen, diikuti deposito dan giro masing-masing 19 persen dan 16,7 persen.

Selanjutnya, pada pos kredit yang diberikan perbankan kepada masyarakat tumbuh sebesar 25,8 persen.

Wuryanto mengatakan hal itu terutama disebabkan oleh lingkungan usaha yang kondusif dan suku bunga yang cukup bersaing sehingga mendorong tingginya permintaan kredit perbankan, baik nasabah perorangan maupun korporasi. (R026/SKD)