Khatib singgung soal bencana: keputusan Allah selalu yang terbaik

id shalat idul fitri 2019,lapangan vatulemo,wawali

Khatib singgung soal bencana: keputusan Allah selalu yang terbaik

Tampak para korban gempa dan likuefaksi berduyun-duyun datang ke lokasi shalat Idul Fitri di Lapangan Mini Sepak Bola Kelurahan Petobo, Rabu (5/6). Ribuan warga yang umumnya enghuni huntara mengikuti shalat yang juga dihadiri Wali Kota Palu, Hidayat tersebut. (Antaranews Sulteng/Muh. Hajiji)

Palu (ANTARA) - Khatib shalat Idul Fitri 1440 Hijriah di Lapangan Vatulemo, Kota Palu, Dr Hilal Malarangeng mengatakan bahwa keputusan Allah selalu yang terbaik sehingga apapun situasi yang menimpa, semua manusia seyogianya tetap bersyukur.

Dalam khutbahnya di depan ribuan umat Islam yang merayakan hari kemenangan Idul Fitri 1 Syawal 1440 Hijriah di Lapangan Vatulemo depan Balai Kota Palu, Rabu, Dekan Fakultas Syariah IAIN Palu itu menyinggung mengenai musibah bencana alam gempa bumi, tsunami dan likuefaksi yang meluluhlantakkan Kota Palu pada 28 September 2018.

Menurut dia, banyak warga Kota Palu merayakan Idul Fitri saat ini dalam suasana hati yang pedih karena ditinggalkan oleh orang-orang tercinta saat musibah yang lalu.

"Namun apa yang diutuskan Allah selalu yang terbaik karena musibah merupakan bagian dari kasih sayang Allah kepada umatNya," ujarnya.

Sambil mengutip ayat-ayat Alquran, Hilal mengatakan bahwa Allah telah memberikan solusi terbaik kepada umat saat ditimpa bencana yakni: janganlah terlalu bersedih jika penderitaan itu datang dan janganlah terlalu bergembira bila nikmat dianugerahkan.

Menurut para ahli, kata Hilal, masalah itu adalah realitas subyektif dan penderitaan adalah masalah obyektif. Masalah sebagai realitas subyektif artinya semua orang bisa kena masalah dan tidak ada seorangpun yang bisa mengatur masalah.

Sedangkan penderitaan merupakan masalah obyektif karena cara seseorang merespon masalah akan menentukan apakah ia menderita atau tidak, menentukan apakah ia tetap bahagian atau tidak saat ada masalah.

"Kebahagiaan itu ada pada diri pribadi setiap orang yang pandai bersyukur dalam menghadapi segala situasi," katanya.

Ramadhan, katanya, akan menjadi bengkel spiritual dan rohaniah bagi semua umat yang akan mengubah dan memperbaiki segala sisi-sisi negatif dalam sikap dan perilaku untuk menjadi manusia yang bertakwa dan pandai bersyukur.

"Marilah menjadi pemenang dengan menghilangkan dendam dan dengki serta mari mengulurkan tangan kepada mereka-mereka yang memerlukan bantuan dan pertolongan," ujarnya.

Shalat Idul Fitri yang dihadiri Wakil Wali Kota Palu Sigit Purnomo Said alias Pasha Ungu itu dipimpin imam Drs H Mahmud Lamalundu di bawah cuaca yang cukup cerah dengan sinar matahari yang tertutup awan tipis.

Pemkot Palu sendiri menggelar shalat Idul Fitri di dua lokasi yakni di Vatulemo dan di Lapangan Sepak Bola Kelurahan Petobo yang diikuti ribuan korban bencana alam gempa bumi dan likuefaksi yang menghuni huntara dengan dihadiri Wali Kota Palu Hidayat.
Selter pengungsi di Posko Pengungsian Kelurahan Layana. Selter di posko pengungsian tersebut diisi omeh pengungsi dari Kelurahan Layana, Mamboro, Tondo, Talise bahkan Petobo. (Antaranews Sulteng/Muh. Arsyandi)