"Halal bi halal ini untuk menyatukan komitmen kita mengembangkan IAIN Palu," ucap Rektor IAIN Palu, Prof Sagaf S Pettalongi MPd, di IAIN Palu, Kamis.
IAIN Palu menggelar halal bi halal melibatkan seluruh komponen civitas akademik meliputi pejabat kampus, tenaga pendidik dan kependidikan.
Prof Sagaf Pettalongi mengemukakan halal bi halal merupakan tradisi untuk membangun atau meningkatkan kualitas hubungan antarsesama manusia khususnya di lingkungan IAIN Palu.
Halal bi halal merupakan tradisi setelah Idul Fitri yang hanya ada di Indonesia. Tradisi yang baik ini pertama kali dikenalkan atau digagas oleh KH Abdul Wahab Chasbullah.
Tokoh Besar NU ini diundang oleh Presiden Pertama RI Soekarno ke Istana untuk berdiskusi atas adanya pertengkaran antarpara elit politik. Maka KH Abdul Wahab Chasbullah menawarkan solusi kepada Presiden Soekarno dengan menggelar halal bi halal.
Maka, halal bi halal pertama kali di laksanakan yakni di Istana Negara di momen Idul Fitri. Karena itu, halal bi halal menjadi tradisi penting untuk mendamaikan, membangun hubungan sesama manusia agar bersama-sama membangun IAIN Palu.
Prof Sagaf Pettalongi mengatakan bahwa IAIN Palu saat ini sedang menggagas persiapan untuk transformasi/alih status menuju Universitas Islam Negeri Datokarama Palu.
Olehnya, ia mengajak kepada seluruh komponen civitas akademik untuk bersama-sama membangun, meningkatkan IAIN Palu untuk mencapai cita-cita menjadi UIN.
Keberadaan UIN nantinya, tidak hanya menjadi kebanggaan civitas akademik. Melainkan juga menjadi kebanggaan masyarakat dan pemerintah di Sulteng. Peran dan fungsinya menunjang upaya pembangunan manusia yang di selenggarakan oleh pemerintah daerah.
