Kementerian PUPR upayakan Trans Sulawesi di Morowali segera terbuka kembali

id Direktur preservasi jalan,bpjn xiv,morowali,jembatan dampala

Kementerian PUPR upayakan Trans Sulawesi di Morowali segera terbuka kembali

Direktur Preservasi Jalan Atyanto Busono (tengah) yang didampingi para staf saat meninjau lokasi Jembatan Dampala, Kabupaten Morowali, yang akan dipasangi jembatan darurat bailey, Kamis (13/6). (Antaranews Sulteng/Dokumen BPJN XIV)

Nurhasna: pemasangan jembatan bailey menunggu air sungat surut
Palu (ANTARA) - Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat terus berupaya melakukan penanganan darurat pada jembatan yang rusak berat agar akses transportasi pada ruas trans Sulawesi Sulteng-Sultra di Kabupaten Morowali, Sulteng, segera terbuka kembali.

Hal itu dikemukakan Direktur Preservasi Jalan Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR Atyanto Busono usai melihat dari dekat Jembatan Dampala, Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali yang hanyut dibawa banjir pada 8 Juni 2019, seperti dikutip PPK 3.7 Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) XIV Nurhasna, Sabtu.

Akibat hanyutnya jembatan itu, hubungan darat dari arah Kota Palu ke Kendari, Sultra, hingga kini masih terputus total.

Direktur Preservasi Jalan Atyanto memberikan apresiasi kepada jajaran BPJN XIV Sulawesi Tengah, yang segera melakukan penanganan darurat untuk membangun jembatan darurat menggunakan rangka besi atau lazim disebut jembalan bailey di Sungai Dampala.

Atyanto melihat dari dekat material jembatan bailey yang sudah terkumpul di tepi Sungai Dampala dan siap dipasang bila kondisi air sungai memungkinkan.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 3.7 BPJN XIV Nurhasna menjelaskan jembatan permanen di sungai Dampala yang musnah dibawa banjir itu memiliki bentangan 41,2 meter. Namun setelah air menghanyutkan seluruh badan jembatan dan menggerus tepian sungai, maka bentangan sungai di lokasi jembatan hanyut itu menjadi sekitar 100 meter.

Itu sebabnya, kata Nurhasna, lokasi jembatan darurat ini dipindahkan ke bagian atas jembatan itu yang bentangan sungainya hanya sekitar 30-an meter dan jalur jalan akan dialihkan ke jalan desa yang berkonstruksi tanah perkerasan.

"Insya Allah dalam satu dua hari ke depan, jembatan bailey sudah terpasang. Kita tinggal menunggu kondisi air sungai surut," ujarnya.

Baca juga: Sungai Dampala Morowali belum bisa dijinakkan, Bahodopi masih terisolir
Baca juga: Kerugian infrastruktur akibat banjir Morowali capai ratusan miliar rupiah (vidio)
Baca juga: Produksi banjir di daerah tambang (vidio)

 
Kondisi Jembatan Dampala, Morowali yang hanyut dibawa banjir dengan latar belakang pegunungan yang gundul akibat penambangan nikel (Antaranews Sulteng/Rolex Malaha)


Saat musibah banjir melanda Morowali pada 8 Juni 2019, terdapat tiga jembatan yang rusak berat dan mengakibatkan putusnya arus lalu lintas yakni Jembatan Bahoyuno Wosu, Kecamatan Bungku Barat, Jembatan Dampala dan Jembatan Bahodopi, Kecamatan Bahodopi.

Khusus untuk Jembatan Bahoyuno dan Jembatan Bahodopi, penanganan darurat sudah selesai dilaksanakan namun masih diberlakukan pembatasan tonase muatan kendaraan maksimal lima ton bahkan di Jembatan Bahodopi, kendaraan roda empat belum dizinkan melintas.

Kondisi ini menyebabkan Kecamatan Bahodopi dimana terdapat kawasan industri strategis nasional bidang pertambangan nikel yang dikelol PT. Indonesi Morowali Industrial Park (IMIP) yang mempekerjakan sekitar 35.000 orang dan total investasi ratusan triliun rupiah, hingga kini terisolasi hubunagn darat, baik ke arah Palu, Sulteng maupun ke Kendari, Sultra.

Kunjungan Direktur Preservasi Jalan Atyanto Busono di lokasi banjir bandang Desa Dampala tersbeut bersamaan dengan kunjungan Komandan Korem 132/Tadulako Palu Kol Inf. Agus Sasmita.

Atyanto sendiri didampingi Kasatker III PJN XIV Beny Birmansyah, Kasatker Perencanaan PJN XIV David Pasaribu, PPK 3.6 PJN XIV Irvan Asmara dan PPK 3.7 Nurhasnah.

BPJN XIV di Kabupaten Morowali sedang menangani jalan nasional sepanjang 108 kilometer antara Kota Bungku, ibu kota Kabupaten Morowali sampai perbatasan Sulteng-Sultra, yang di dalamnya terdapat 60 buah jembatan dengan panjang bentangan total 1.125 meter.
 
Direktur Preservasi Jalan Atyanto Busono (pakai rompi kuning dan topi hitam logo PUPR) dan Danrem 132/Tadulako Palu Kol Inf Agus Sasmita (tengah menghadap kamera) saat meninjau lokasi banjir bandang di Desa Dampala, Morowali, dengan laras lekang puing-puing jembatan beton yang hanyut dibawa banjir pada Sabtu (8/6). (Antaranews Sulteng/Dokumen BPJN XIV)