Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa ini diprediksi akan sulit bergerak menuju ke teritori positif karena dibayangi sentimen global.
IHSG dibuka menguat 23,64 poin atau 0,38 persen ke posisi 6.312,1. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 5,78 poin atau 0,58 persen menjadi 1.003,82.
Kepala Riset Valbury Sekuritas Alfiansyah di Jakarta, Selasa, mengatakan, Amerika Serikat (AS) yang akan menerapkan sanksi baru terhadap Iran bisa menjadi sentimen yang memberatkan IHSG.
"Sentimen di atas terbilang berat menjadi dorongan bagi IHSG ke teritorial positif, bahkan laju indeks domestik juga akan terganjal adanya ketidakpastian berupa penantian hasil keputusan dari sidang sengketa pilpres oleh Mahkamah Konstitusi pada 28 Juni pekan ini, setelah berakhirnya sidang gugatan pada pekan lalu," ujar Alfiansyah.
Dari eskternal, AS berusaha memberikan tekanan tambahan pada ekonomi Iran untuk mengekstraksi perubahan perilaku dari pemerintahnya.
Sikap AS terhadap Iran ini membuat kekhawatiran di pasar bahwa ketegangan kedua negara ini berpotensi menjadi konfrontasi bersenjata antara kedua negara.
Sebelumnya, Trump mengatakan pada Kamis (20/6/2019) membatalkan serangan balasan terhadap Iran.
Bursa saham regional Asia, Kamis pagi ini antara lain indeks Nikkei melemah 44,54 poin (0,21 persen) ke 21.241,45, indeks Hang Seng melemah 146,07 poin atau 0,51 persen ke 28.366,93, dan indeks Straits Times menguat 3,33 poin (0,1 persen) ke posisi 3.314,86.
Berita Terkait
Ibu Kota Nusantara jalin kerja sama dengan Kota Brasilia
Jumat, 19 April 2024 10:10 Wib
DPRD Lombok Tengah dukung peningkatan produksi UMKM
Jumat, 19 April 2024 10:08 Wib
26 ribu hektare tanaman padi di Lombok Tengah telah dipanen
Jumat, 19 April 2024 10:07 Wib
Ketum IMI: Barcode Gokart Electric dorong perkembangan olahraga balap
Jumat, 19 April 2024 10:07 Wib
BSBK bukukan labah bersih sebesar Rp39 miliar sepanjang 2023
Jumat, 19 April 2024 10:06 Wib
Menko sebut RI berpengalaman atasi inflasi saat konflik Rusia-Ukraina
Jumat, 19 April 2024 6:46 Wib