Ahmad Ali : Sulteng berpotensi jadi sentral industri 2024

id NasDem

Ahmad Ali : Sulteng berpotensi jadi sentral industri 2024

Anggota Komisi VII DPR Ahmad M Ali (Antaranews/Muhammad Hajiji)

Konektivitas melalui perbaikan dan penambahan infrastruktur darat, laut, dan udara adalah kunci untuk membangun pemerataan pembangunan melalui daya pacu keunggulan kompetitif dan komparatif di masa mendatang
Palu (ANTARA) - Anggota Komisi VII DPR-RI, Ahmad M Ali mengemukakan Provinsi Sulawesi Tengah berpotensi menjadi pusat industri atau manufaktur di Pulau Sulawesi dan Kawasan Timur Indonesia pada tahun 2024.

"Sulawesi Tengah memiliki keunggulan komparatif dengan cadangan sumber daya nickel pig iron (besi mentah), biji besi dan gas yang sangat bisa diandalkan," katanya di Palu, Rabu. 

Dengan adanya potensi besar itu, dirinya optimistis tahun 2024, Sulawesi Tengah akan menjadi pusat industri manufaktur di Pulau Sulawesi dan Kawasan Timur Indonesia.

Bendahara Umum DPP Nasdem itu mengatakan Pemerintah Sulawesi Tengah harus optimis tahun 2024 akan menjadi pusat industri manufaktur di Pulau Sulawesi sehingga akan memicu daerah tersebut untuk maju dan berkembang sebagai basis pertumbuhan strategis.

Ia menilai, Sulawesi Tengah merupakan provinsi terbesar di Pulau Sulawesi dengan luas wilayah daratan 68,033 kilometer persegi dan panjang pantai mencapai 189,480 kilometer persegi.

Karena itu, menurut Ketua Fraksi Nasdem di DPR RI itu, Sulteng memiliki tantangan dari sisi konektivitas, mencakup semenanjung bagian timur dan sebagian semenanjung bagian utara serta Kepulauan Togean di Teluk Tomini dan pulau-pulau di Banggai Kepulauan di Teluk Tolo hingga ke perbatasan Sulawesi Tenggara.

Sebagian besar daratan di provinsi ini bergunung-gunung (42.80 % berada di atas ketinggian 500 meter dari permukaan laut) dan Katopasa adalah gunung tertinggi dengan ketinggian 2.835 meter dari permukaan laut.

"Kita butuh infrastruktur yang besar sekali," kata politisi asal Morowali, Sulawesi Tengah itu.

Perbedaan sebaran sumber daya alam dan iklim, kata dia, membuat pertumbuhan tidak merata. 

Tantangan itu, menurutnya, dalam bentuk gap (ketimpangan) pembangunan antardaerah, ada yang pertumbuhannya tinggi karena sumber daya alam yang besar seperti minyak dan gas, tambang nikel perkebunan dan sebagainya sementara daerah lain terbatas.

"Konektivitas melalui perbaikan dan penambahan infrastruktur darat, laut, dan udara adalah kunci untuk membangun pemerataan pembangunan melalui daya pacu keunggulan kompetitif dan komparatif di masa mendatang," katanya.

Namun di balik sejumlah tantangan itu, Ahmad M Ali meyakini bahwa letak strategis dan potensi komparatif Sulteng akan sempurna menjadi daerah pusat pertumbuhan di Pulau Sulawesi bila didukung dengan percepatan infrastruktur dan energi yang massif. 

"Insya Allah, bila kita bekerja secara sungguh-sungguh, optimis Sulteng bisa terwujud sebagai daerah maju berbasis sentral strategis komoditas olahan dan hilirisasi berbasis keunggulan daerah/kabupaten yang pada akhirnya akan membawa kesempatan kerja peluang usaha yang jauh lebih baik dari sekarang," kata Ahmad Ali.