Guru Besar IPB bicara di Swedia: sawit bukan penyebab langsung deforestasi, justru merehabilitasi

id GAPKI,Sawit, Norwegia

Guru Besar IPB bicara di Swedia: sawit bukan penyebab langsung deforestasi, justru merehabilitasi

Duta Besar RI untuk Kerajaan Norwegia Prof Dr Todung Mulya Lubis (kanan) berbincang dengan Ketua Umum GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia) Joko Supriyono di sela-sela seminar sawit di Oslo Swedia, Jumat (28/6). (Antaranews Sulteng/Tofan Mahdi)

...konversi lahan kelapa sawit dapat dikategorikan sebagai penghijauan kembali atau rehabilitasi lahan yang semula telah terdegradasi.
Oslo (ANTARA) - Guru Besar Fakultas Kehutanan IPB Prof Dr Yanto Santosa menjelaskan bahwa kelapa sawit bukanlah penyebab langsung deforestasi di Indonesia. 

Berpedoman pada sejarah degradasi lahan di Indonesia, Yanto mengungkapkan konversi lahan perkebunan kelapa sawit bermula dari penanaman kelapa sawit pada lahan yang terlebih dahulu terdegradasi akibat kegiatan penebangan ataupun kebakaran hutan.

"Kegiatan konversi lahan demi kepentingan ekonomi dan keamanan pangan merupakan hal yang lumrah, terutama pada negara-negara berkembang, salah satunya Indonesia," kata Prof Yanto dalam seminar sawit berkelanjutan di Oslo, Swedia, akhir pekan lalu. 

Bermula dari kesuksesan program transmigrasi, kata Yanto, konversi hutan mendorong peralihan fungsi hutan tropis menjadi lahan-lahan untuk tanaman pangan seperti padi. 

"Pada tahun 1980an, pemerintah mendorong pelaku usaha kelapa sawit dan industri kayu untuk meningkatkan produktivitas lahan hutan terdegradasi," katanya.

Dalam seminar di Oslo tersebut, hadir juga Duta Besar RI di Norwegia Todung Mulya Lubis dan Ketua Umum GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesian) Joko Supriyono. 

Puncak deforestasi terjadi pada periode 1950-1985 dan 1985-2000 yaitu sebesar 42 juta hektare dan 16 juta hektare, sementara ekspansi lahan untuk kelapa sawit hanya satu juta hektare dan tiga juta hektare dalam periode yang sama. 

Fakta menarik lainnya, konversi lahan perkebunan kelapa sawit hingga tahun 2010 yaitu sekitar 8 juta hektare, 5,5 juta hektare di antaranya berasal dari konversi lahan pertanian dan lahan terlantar sementara 2,6 juta hektare merupakan hasil dari konversi hutan produksi.

"Bukti sejarah lainnya yang menunjukkan bahwa kelapa sawit bukan penyebab langsung deforestasi di Indonesia yaitu awal pendirian perkebunan di Sumatera Utara pada tahun 1863. Komoditas pertama yang ditanam saat itu adalah tembakau bukan kelapa sawit, yang pada saat itu merupakan komoditas perdagangan utama di pasar Eropa," ungkap Yanto.

Perkebunan kelapa sawit bukanlah penyebab langsung deforestasi, bahkan konversi lahan kelapa sawit dapat dikategorikan sebagai penghijauan kembali atau rehabilitasi lahan yang semula telah terdegradasi.
 
Areal lahan perkebunan sawit dari tampak udara. Sawit merupakan salah satu komoditas sektor pertanian yang berhasil mengangkat banyak warga dari garis kemiskinan untuk semakin sejahtera. (ANTARA Foto/Wahdi Septiawan)