Inflasi tertinggi di Palu terjadi Mei-Juni

id Ikan inflasi,BPS Inflasi

Inflasi tertinggi di Palu terjadi Mei-Juni

Penyebab dari inflasi di Kota Palu secara garis besar terjadi pada beberapa komoditas, diantaranya ikan segar, sandang, pakaian, dan transportasi.(Foto Antara Kalteng/Norjani)

Inflasi pada bulan Juni ini tidak berbeda dengan bulan Mei lalu yang 0,97 persen. Jadi kelihatannya, dua bulan ini inflasi kita yang tertinggi, bahkan tiga bulan terakhir ini
Palu (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tengah, menyebut Kota Palu mengalami inflasi tertinggi pada bulan Mei dan Juni 2019.

“Inflasi untuk Kota Palu yang sampai saat ini mengalami 0,96 persen, dan bulan Mei lalu sebesar 0,97 persen, menjelang pertengah Mei awal lebaran bulan Juni,” kata Faizal Anwar, Kepala BPS Sulteng kepada wartawan, di Palu, Senin. 

Faizal katakan, inflasi Kota Palu sebesar 0,96 persen ini lebih tinggi dibanding dari inflasi nasional yang hanya 0,55 persen.

“Nah ini yang perlu menjadi perhatian bersama, mana-mana barang  dan jasa yang menyebabkan inflasi di Kota Palu, yang menjadi perhatian yang lebih,” ujarnya.

Dijelaskannya, penyebab dari inflasi ini secara garis besar terjadi pada beberapa komoditas, diantaranya ikan segar, sandang, pakaian, dan transportasi.
 
“Di Mei menjelang Idul Fitri jumlah penumpang yang menggunakan moda penerbangan turun 6,80 persen dibanding April 2019. Nah, dibandingkan lagi Mei 2018 dengan Mei 2019 turun mencapai 20 persen, yang mungkin karena pengaruh kenaikan harga tiket sehingga turun sampai 20 persen,” katanya.

Kabid Statistik Distribusi BPS Sulteng Nasir, menambahkan komoditas yang menyumbang  terjadinya inflasi di Kota Palu, adalah ikan, sperti ikan selang, ikan cakalang, kembung dan ekor kuning.

Selain itu, penyumbang inflasi terbesar adalah tarif angkutan udara, yang diduga karena adanya kebijakan pengaturan harga tiket kurang efektif, sehingga penyumbang inflasi bulan Juni 2019.

“Naik juga cabe rawit, ada juga kue basah, kue kering terkait puasa. Ada juga yang turun diantaranya bawang putih, bawang merah, termasuk sayur-sayuran, kemudian telor ayam ras juga, dan minyak gorang,” katanya.

“Inflasi pada bulan Juni ini tidak berbeda dengan bulan Mei lalu yang 0,97 persen. Jadi kelihatannya, dua bulan ini inflasi kita yang tertinggi, bahkan tiga bulan terakhir ini,” tegasnya.

Seharusnya, kata dia, inflasi paling tinggi hanya 0,3 persen setiap bulan, akan tetapi yang terjadi di Kota Palu, sejak tiga bulan terakhir ini inflasi telah melebihi di atas tersebut.

Nasir berharap pemerintah bisa menata kembali pola pendistribusian barang, menata jalur transportasi barang-barang sehingga tidak terjadi kenaikan harga yang tinggi.

“Termasuk menata kembali margin perdagangan untuk para pedagang harusnya bisa ditekan sehingga harga stabil,” tandasnya.***