Polisi pastikan pelaku pembunuh ayah dan anak di Parimo adalah DPO terorisme Poso

id Polda, pembunuhan, dpo

Polisi pastikan pelaku pembunuh ayah dan anak di Parimo adalah DPO terorisme Poso

Kapolda Sulteng Brigjen Pol. Lukman Wahyu Hariyanto, M.Si, didamping Waka Polda Sulteng Kombes Pol. Setyo Boedi Moempoeni Harso, M.Hum, kiri dan Kabid Humas AKBP Didik Supranoto, S.IK, kanan saat konferensi pers memaparkan penanganan sejumlah kasus tahun 2019, dalam rangka hari Bhayangkara ke-73, di Mapolda Sulteng, Senin (8/7). (Antara/Sulapto Sali)

Palu (ANTARA) - Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tengah (Sulteng) memastikan pelaku pembunuhan ayah dan anak yang terjadi di pegunungan Batu Tiga, Desa Tindaki, Kecamatan Parigi Selatan, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) dilakukan oleh jaringan DPO kelompok sipil bersenjata Poso. 
 
“Korban Parimo saya pastikan DPO MIT yang melakukan kenapa, bapak dan anak ini sebetulnya mutasi dari Poso 2017, yang pindah ke Desa Tanalanto, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong,” kata Kapolda Sulteng Brigjen Pol. Lukman Wahyu Hariyanto, M.Si, dalam konferensi pers di Mapolda Sulteng, Senin sore.

Sebelumnya, jelas Kapolda Sulteng ini, bapak anak ketika  masih berada di Kabupaten Poso sudah beberapa kali pernah bertemu dengan para terduga pelaku dan diintimidasi.

“Diintimidasi larilah mereka. Nah sebetulnya, insting mereka takut akan terjadi kejadian begitu, dari keterangan saksi yang sudah kita amankan, namun itu yang terjadi,” kata Kapolda.  

Sebelumnya, telah diberitakan kasus pembunuhan ayah dan anak, yakni Tamar (50) dan Patmar alias Patte (27), warga Dusun Tokasa, Desa Tanalanto, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, terjadi pada hari Selasa (25/6) lalu.

Tempat terjadinya kasus pembunuhan ayah dan anak ini, masuk dalam wilayah operasi Satgas Tinombala, mengejar sisa DPO kelompok sipil bersenjata yang  diduga masih berada di wilayah Kabupaten Parigi Moutong maupun Kabupaten Poso yang berbatasan langsung.

Satgas Tinombala terus memburu sisa daftar pecarian orang (DPO) terduga kelompok sipil bersenjata jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) melakukan aksi teror di wilayah tersebut.

“Saya targetkan semoga ada yang bisa tertangkap, walaupun beberapa kesulitan dalam upaya pengejaran. Namun intinya tidak menjadi penghalang untuk memburu dan menangkap mereka,” kata Kapolda.