Pemprov Sulteng : Realisasi investasi 2018 bernilai Rp21,7 triliun

id Pemprov Sulteng,Penanaman Modal,Ekonomi Sulteng,Investasi Sulteng

Pemprov Sulteng : Realisasi investasi 2018 bernilai Rp21,7 triliun

Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sulawesi Tengah, Christina Shandra Tobondo menyampaikan sambutan di salah satu kegiatan, beberapa waktu yang lalu. (Antaranews/Muhammad Hajiji/DPMPTSP)

Palu (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah mencatat terjadinya peningkatan realisasi investasi tahun 2018 dengan nilai Rp21,7 triliun, sekaligus sebagai pendongkrak pertumbuhan ekonomi Sulteng yang berada di angka 6,30 (yoy) tahun 2018.

"Pertumbuhan ekonomi di provinsi tersebut pada 2018 juga di topang oleh realisasi investasi yang mencapai Rp21,7 triliun atau lebih dari target yang di tetapkan yakni Rp20,3 triliun," ucap Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sulawesi Tengah, Christina Shandra Tobondo, di Palu, Jumat.

Berdasarkan data DPMPTSP Sulawesi Tengah di sebutkan bahwa realisasi investasi per-sektor tahun 2017, industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya mencapai Rp13,9 triliun atau 62 persen. Sektor lainnya Rp103 miliar atau 1 persen, industri kimia dan farmasi Rp239 miliar atau 1 persen, perumahan, kawasan industri dan perkantoran Rp308 miliar atau 1 persen.

Kemudian, sektor pertambangan 419 miliar atau 2 persen, listrik, gas dan air Rp703 miliar atau 3 persen, tanaman pangan, perkebunan dan peternakan Rp3,0 triliun atau 13 persen, hotel dan restoran Rp3,9 triliun atau 17 persen.

Baca juga: Tiga investor bangun tambak udang intensif di Sulteng, investasi sekitar Rp240 miliar
Baca juga: Gubernur : Investasi dan ekspor kunci pembangunan ekonomi
Baca juga: Sulteng targetkan investasi Rp20,08 triliun pada 2019


Selanjutnya realisasi investasi tahun 2018 berdasarkan data Dinas Penanaman Modal Sulawesi Tengah, tercatat, realisasi investasi sektor tanaman pangan, perkebunan dan peternakan senilai Rp2,9 triliun atau 13 persen.

Sektor perhotelan dan restoran senilai Rp2,9 triliun 13 persen, industri logam dasar, barang logam dan bukan mesin serta peralatannya senilai Rp5,116 miliar atau 23 persen, sektor lainnya 1,6 triliun.

Sementara sektor industri kimia dan farmasi Rp1,6 triliun atau 8 persen, sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran Rp2,3 triliun atau 11 persen, sektor pertambangan Rp2,4 triliun 11 persen, listrik, gas dan air Rp2,8 triliun atau 13 persen.

"Tahun 2017 realisasi investasi sebagian besar ditopang oleh realisasi investasi pada industri logam dasar yang mencapai 62 persen. Tahun 2018 terdapat tujuh sektor yang berperan penting yaitu industri logam 23 persen, sektor perkebunan 13 persen dari total investasi. Hal ini di sebabkan rencana replating perkebunan kelapa sawit oleh beberapa korporasi," ujar Shandra.
Kawasan Industri PT IMIP di Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. (Antaranews/Muhammad Hajiji/DPMPTSP)