Mayat di penggaraman Talise diduga meninggal karena sakit

id Polisi, datangi, tkp

Mayat di penggaraman Talise diduga meninggal karena sakit

Anggota Kepolisian Polres Palu saat berada di TKP penemuan mayat di Penggaraman Talise, Kelurahan Talise, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Sabtu (20/7) (Dok. Humas Polres Palu).

Pihak Keluarga yakni anak korban Dedi meminta kepolisian untuk tidak melakukan autopsi, sebab menurut keterangan anaknya bahwa beberapa hari sebelumnya korban mengeluh sakit
Palu (ANTARA) - Penemuan mayat di pematang penggaraman Talise, Kota Palu, Sabtu pagi diduga karena sakit, sehingga pihak keluarga tidak mengizinkan polisi untuk mengotopsi korban. 

Polsek Palu Timur, Polres Palu, mendatangi tempat penemuan mayat di Jalan Penggaraman Talise, Kelurahan Talise, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu itu sekitar pukul 10.30 Wita, Sabtu.

“Setelah menerima laporan penemuan mayat, unit Reskrim dan anggota Sektor Palu Timur mendatangi TKP, memasang garis polisi, menghubung piket iden dan mendampingi piket iden ke rumah duka untuk melakukan identifikasi,” kata Kapolres Palu AKBP Mujianto, S.IK, melalui Paur Humas Aipda Kadek Aruna, Sabtu.

Korban kata Kadek, diketahui laki-laki usia 58 tahun, bernama Iskandar, pekerjaan petani garam, alamat Jalan Yos Sudarso, Kelurahan Talise, Kota Palu.

Baca juga : Dua mayat korban gempa 28 September ditemukan

Penemuan mayat korban berdasarkan keterangan saksi lelaki Irwan (45), pada hari Sabtu (20/7) sekitar pukul 10.30 Wita, yang berada tidak jauh di pondok pengaraman Talise dekat dengan penemuan mayat tersebut.

“Saksi melihat ada genset di lokasi pengaraman milik korban, namun tidak lama kemudian saksi turun dari pondok miliknya dan melihat korban sudah terbaring di pematang lokasi pembuatan garam milik korban,” katanya.

Selanjutnya, saksi memanggil lelaki Yasir (46), saksi lain yang dekat TKP lalu bersama-sama melihat keadaan korban. 

“Kedua saksi melihat korban sudah tidak bergerak tergeletak di pinggir pematang pembuatan garam miliknya, selanjutnya melapor kepada keluarga korban,” ujarnya.

Tidak lama kemudian, jelas Kadek, pihak keluarga korban datang dan mengambil korban dibawa ke rumah duka Jalan Yos Sudarso Kota Palu.

“Pihak Keluarga yakni anak korban Dedi meminta kepolisian untuk tidak melakukan autopsi, sebab menurut keterangan anaknya bahwa beberapa hari sebelumnya korban mengeluh sakit,” ujarnya.***