Ketua FKUB: mengajak umat beragama jaga kerukunan di Sulawesi Tengah

id FKUB,FKUB Sulteng,Sulteng,Palu

Ketua FKUB:  mengajak umat beragama jaga kerukunan di Sulawesi Tengah

Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Moh. Hidayat Lamakaret memukul gong tanda diresmikannya Gereja Katolik Umat Paroki Santo Paulus di Kota Palu, Minggu (21/7). (Humas Pemkot Palu)

Ini penting, mengingat akhir-akhir ini kaharmonisan dan kerukunan umat beragama di Indonesia sedikit terganggu akibat ulah oknum-oknum yang mengaku mengatasnamakan agama....
Palu (ANTARA) - Ketua Forum Umat Bergama (FKUB) Provinsi Sulawesi Tengah Zainal Abidin mengajak umat dari seluruh agama di Sulteng untuk membangun dan menjaga keharmonisan dan kerukunan antarumat beragama.

"Ini penting, mengingat akhir-akhir ini kaharmonisan dan kerukunan umat beragama di Indonesia sedikit terganggu akibat ulah oknum-oknum yang mengaku mengatasnamakan agama tentu yang berusaha memancing pertikaian dan perpecahan antar umat beragama. Kedamaian, ketentraman dan kebenaran adalah ajaran semua agama," ucapnya di hadapan Pimpinan Gereja Katolik/Uskup Manado dalam acara peresmian Gereja Katolik Umat Paroki Santo Paulus di Kota Palu, Minggu (21/7).

Menurutnya, salah satu cara menjaga kerukunan umat beragama di Sulteng dengan menjaga toleransi antarumat beragama. Toleransi yang ia maksud yakni menghormati kepercayaan umat agama lain, tidak merubah kepercayaan atau aqidah seseorang. Kepercayaan atas suatu kebenaran oleh umat atau penganut agama lain, tidak boleh atau tidak bisa diganggu gugat oleh siapapun.


"Karena kepercayaan atau meyakini suatu kebenaran adalah hak mutlak setiap manusia. Karena moderasi beragama atau membentuk penganut agama yang moderat perlu dilalukan,"katanya.

Untuk mencapai hal itu, kata dia,  perlu sekurang-kurangnya tiga prinsip, antara lain humanis, realistis dan toleran.

"Kita perlu realistis, bahwa keberagaman yang terjadi adalah kehendak Tuhan, kehendak Allah. Bukan kehendak manusia. Ini adalah sebuah realita yang ada dalam kehidupan yang harus dihargai, dijunjung tinggi dan dihormati," ujarnya.

Karena itu, dalam kesempatan itu ia mengutarakan kehadiran gereja, salah satunya, sangat penting. Gereja menjadi tempat untuk mendapatkan kedamaian, kebenaran dan kenyamanan bagi umat kristen.

Keberedaan atau hadirnya gereja, kata dia, merupakan cerminan keberagaman, sekaligus menjadi kekuatan umat untuk membangun kebersamaan dalam keberagaman di Sulteng.

Terkait hal itu, Pastor Paroki Gereja Katolik Santo Paulus Palu, Pastor Wilhelmus Thome mengemukakan umat beragama dari latar belakang apapun, merupakan warga Indonesia, satu nusa dan satu bangsa.

"Dari kesatuan itulah kita di ajak untuk membangun jiwa dan raga, diajak untuk membangun bangsa secara bersama-sama," ujar Pastor Wilhelmus Thome dalam sambutannya.