Industri manufaktur Sulteng tumbuh jauh di atas nasional triwulan II

id BPS,Sulteng,BPS Sulteng,Manufaktur

Industri manufaktur Sulteng tumbuh jauh di atas nasional triwulan II

Seorang pekerja merampungkan pembuatan kursi berbahan rotan di salahs atu industri mebel rotan di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (25/5/2019). Menurut pedagang, permintaan mebel rotan menjelang lebaran sepi disebabkan karena penurunan daya beli akibat bencana 28 September 2018 lalu dan juga kenaikan harga mebel rotan diakibatkan sulitnya mendapatkan bahan baku. ANTARA FOTO/Basri Marzuki/hp.

Pertumbuhan industri manufaktur Sulteng tw II 2019 dibagi menjadi dua, yakni produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS) dan produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (IMK)
Palu (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat industri manufaktur Sulawesi Tengah selama triwulan II 2019 mengalami pertumbuhan, bahkan jauh di atas nasional.

Kepala Bidang Statistik Produksi BPS Sulteng, Irwanto saat memaparkan data statistik pertumbuhan ekonomi Sulteng tw II di sektor manufaktur di Kantor BPS Sulteng di Palu, Kamis, menyebut jika produksi manufaktur di Sulteng dibagi menjadi dua sub sektor.

"Pertumbuhan industri manufaktur Sulteng tw II 2019 dibagi menjadi dua, yakni produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS) dan produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (IMK),"katanya.

Ia menjelaskan pertumbuhan IBS Sulteng pada tw II (q to q) tumbuh sebesar -12,36 persen, sementara IBS nasional di periode yang sama mengalami pertumbuhan negatif hanya -1,91 persen.

"Pertumbuhan negatif IBS di Sulteng di tw II 2019 (q to q) yang sebesar -12,36 persen disebabkan oleh penurunan pertumbuhan dari jenis industri logam dasar sebesar -13,73 persen,"ucapnya.

Baca juga : Pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil naik 6,88 persen

Jika dilihat secara yoy, IBS Sulteng di tw II tumbuh 13,10 persen jika dibanding tw II tahun 2018. Sementara secara nasional pertumbuhan IBS 3,62 persen, naik dibanding tw II 2018.

"IBS adalah perusahaan industri yang mempunyai tenaga kerja 20 orang atau lebih," sebutnya.

Sementara pertumbuhan produksi IMK Sulteng tw II 2019 (q to q), sambungnya, naik 2,18 persen. Padahal produksi IMK di periode yang sama hanya tumbuh 0,24 persen.

"Pertumbuhan positif produksi IMK Sulteng pada tw II 2019 (q to q) yang 2,18 persen terjadi di beberapa industri. Pertumbuhan positif terbesar yaitu dari industri farmasi, jenis obat kimia dan tradisional sebesar 68,09 persen. Selanjutnya jenis industri furnitur 22,90 persen dan jenis reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan 20 persen,"imbuhnya.

Baca juga : Indonesia masuk 9 besar industri manufaktur dunia

Adapun secara dari tahun ke tahun (yoy), pertumbuhan produksi IMK Sulteng selama tw II 2019 tumbuh 15,69 persen. Sedangkan produksi IMK nasional di periode yang sama hanya tumbuh 5,52 persen.

IMK, sambungnya, adalah perusahaan industri yang mempunyai tenaga kerja antara satu sampai 19 orang.