Emak-emak di Parigi Moutong kembangkan bisnis minyak kelapa dalam

id minyak kelapa, kelapa,parigi moutong

Emak-emak di Parigi Moutong kembangkan bisnis minyak kelapa dalam

Fara Diba, Salah seorang pelaku usaha mikro di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah memegang produk olahannya, minyak kelapa tradisional. (ANTARA/Moh Ridwan)

Rata-rata sekali pengiriman lima lusin atau 60 botol per satu daerah
Palu (ANTARA) - Sejumlah ibu rumah tangga di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, saat ini tengah mengembangkan produk olahan kelapa dalam menjadi minyak goreng untuk keperluan rumah tangga dan mendapat respons pasar hingga Provinsi Bali.

"Sejak sebulan terakhir kami sudah memproduksi sekitar 3.900 botol minyak kelapa ukuran 500 mililiter, dan 2.600 botol ukuran 250 mililiter," Kata Fara Diba, seorang pelaku usaha minyak kelapa dalam, di Parigi, Jumat.

Dalam sehari, Fara dibantu sejumlah ibu-ibu rumah tangga memproduksi minyak kelapa sebanyak 100 botol ukuran 250 mililiter dengan harga jual per botol Rp10.000. Sedangkan ukuran 500 mililiter sebanyak 150 botol per hari dengan harga jual Rp18.000 per botol.

Proses pembuatannya pun, katanya, cukup sederhana dan tidak membutuhkan peralatan canggih, cukup menggunakan mesin parut, wajan serta tangan-tangan trampil yang kesemuanya dikerjakan kaum perempuan.

"Di sisi lain, ini merupakan upaya kami memberdayakan masyarakat lokal, sehingga terjadi perputaran ekonomi," ujarnya. 

Dia mengaku, omset penjualan produk tersebut meningkat sebesar 20 persen setiap hari, menyusul tingginya permintaan pasar. 

Baca juga : Pemerintah perlu mendorong petani kembali kembangkan kelapa dalam

Usaha yang digeluti perempuan beranak satu ini baru berjalan satu bulan dan dianggap mampu mendatangkan keuntungan termasuk penjualannya sudah melirik pasar regional antara lain, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara bahkan Provinsi Bali.

Meskipun produksi belum terlalu besar, namun dirinya mampu memanfaatkan teknologi dalam jaringan untuk mempromosikan produknya.

Fara mengaku sejauh ini dia belum membangun komunikasi dengan pihak pemerintah guna menjalin kerja sama untuk kepentingan perluasan pemasaran produk. 

"Rata-rata sekali pengiriman lima lusin atau 60 botol per satu daerah," ungkap Fara.

Dia menilai, potensi kelapa dalam di Parigi Moutong cukup besar sebab kabupaten itu merupakan salah satu kabupaten penghasil kelapa terbesar di Provisni Sulawesi Tengah dengan rata-rata produksi mencapai 212.176.000 butir per tahun.

"Melihat potensi itu maka kami manfaatkan peluang ini. Kelapa memiliki banyak manfaat, mulai dari kulit hingga daging, semuanya bermafaat dan memiliki nilai ekonomis," katanya.

Dia berharap, dari usaha yang digelutinya itu dapat memberikan dampak positif serta sebagai motivasi kepada masyarakat mengembangkan usaha-usaha lain untuk kesejahteraan.***